Tuesday, 27 September 2011

Love on Science

Malam itu, Selasa 27 September 2011, saya mencoba untuk membaca sebuah textbook berjudul ‘Concepts of Molecular Genetics’ karya Dow O. Woodward dan Val W. Woordward. Sebenarnya saya juga ga mudeng-mudeng amat dengan Bahasa Inggris, meskipun begitu English tetap bahasa asing paling mudah bagi saya karena minimal saya ada kamus Bahasa Inggris J. Baiklah, sepertinya lebih baik langsung ke inti dari tulisan ini saja.
Buku tersebut mengajarkan tentang konsep-konsep genetika molekuler seperti DNA dan kawan-kawannya (yang membuat saya dan banyak teman saya bingung hehehe). Saya tidak akan membahas tentang genetika molekuler karena saya sendiri kurang paham. Saya akan membahas mengenai tulisan yang terdapat pada beberapa halaman awal buku tersebut. Saya terkesan dengan penjelasan bahwa perbedaan antara makhluk hidup dengan benda mati adalah sesuatu yang tidak jelas. Dalam buku tersebut ada sebuah contoh yang menurut saya menarik. Secara kualitatif, atom hydrogen berbeda dengan pohon jika dilihat dari struktur, fungsi dan ukuran, atom hydrogen merupakan benda mati sedangkan pohon merupakan makhluk hidup. Pohon yang notabene makhluk hidup strukturnya tersusun oleh atom hydrogen, fungsinya pun berdasarkan atom hidrogen yang merupakan benda mati. Jika memang demikian berarti dapat dikatakan bahwa benda mati dan makhluk hidup adalah sama, tidak ada perbedaan yang nyata.
Dari membaca tulisan tersebut, saya teringat dengan kuliah Budidaya Tanaman Obat yang diampu oleh salah satu dosen favorit saya : Bapak Rohlan Rogomulyo. Beliau mengatakan bahwa benda yang selama ini kita anggap sebagai ‘benda mati’ merupakan makhluk hidup. Beliau mencontohkan bahwa air yang dimaki-maki dengan air yang diberi doa akan menghasilkan kombinasi molekul yang berbeda. Selain itu, ajaran dari beliau yang langsung saya terapkan adalah pamit kepada motor ketika akan saya tinggal di tempat parkir karena akan kuliah ataupun keperluan lain. Beliau mengatakan “Kalau motor Anda cuma diparkir, dipanas-panaskan saja dan tidak Anda perhatikan maka jangan salahkan motor Anda kalau mencari tuan lain”J. Selain itu, saya pernah membaca sebuah buku spiritual berjudul “Meniti Kehidupan Bersama Para Yogi, Fakir dan Mistik” yang merupakan buku saduran oleh Anand Krishna, buku tersebut merupakan buku saduran dari buku berjudul “Autobiography of A Yogi” karya Paramhansa Yogananda yang saya kagumi. Dalam buku tersebut, dikisahkan juga mengenai Luther Burbank, seorang pemulia tanaman asal California, Amerika Serikat yang berhasil mengembangbiakkan kaktus tanpa duri. Karena penasaran, Yogananda pun bertanya bagaimana cara untuk mengembangbiakkan tanaman aneh tersebut, Luther Burbank menjawab “Saya mengajaknya berbicara setiap hari, saya berusaha untuk meyakinkannya bahwa saya akan melindunginya sehingga ia tidak perlu menumbuhkan duri-durinya”. Bagi saya, hal ini seperti oase karena kebanyakan orang berpikir bahwa sains itu gersang, sains itu hanya berdasarkan logika saja. Fakta ini menunjukkan bahwa ada cinta, ada kasih dalam sains. Luther Burbank yang merupakan seorang world notable palnt breeder menuliskan “The secret of improved plant breeding apart of scientific knowledge, is love”. Kalimat tersebut rasanya sangat menyejukkan bagi saya karena di tempat saya kuliah, Pemuliaan Tanaman dikenal sebagai prodi yang mengerikan, setiap hari bertemu Rancangan Percobaan, dosennya nyentrik, penilaiannya susah dan lain-lain. Pada saat membaca tulisan tersebut, saya merasa bahwa pemuliaan tanaman adalah sesuatu yang indah.

No comments:

Post a Comment