Hidup adalah pilihan,
demikian yang sering dikatakan oleh banyak orang. Ini benar meskipun menurut
saya kurang komplit. Jika setiap hari kita harus membuat suatu pilihan maka
dalam seminggu ada 7 pilihan yang telah kita ambil. Padahal, banyak pilihan
tidak datang dalam satuan hari, banyak pilihan datang dalam satuan jam, menit,
bahkan detik meskipun ada pula pilihan untuk skala waktu mingguan, bulanan,
tahunan atau lebih. Dengan demikian, kita tahu bahwa hidup bukan sekedar
pilihan, hidup adalah rangkaian pilihan-pilihan yang harus kita ambil.
Satu di antara sekian banyak
pilihan yang sangat menentukan adalah pilihan pekerjaan. Di dunia ini, ada
jutaan atau milyaran pilihan pekerjaan, which
is the best option? Entahlah, tidak ada yang paham. Hal yang membuat saya
heran adalah seseorang atau sekelompok orang dari disiplin pekerjaan tertentu
seringkali menertawakan atau merendahkan disiplin pekerjaan lain, pengusaha
merendahkan pegawai negeri, pegawai negeri merendahkan pedagang, dokter
merendahkan petani, dan lain-lain. Padahal, tidak ada sistem atau aturan baku apapun
yang menyatakan bahwa pekerjaan A lebih baik daripada pekerjaan B dan lain
sebagainya. Mayoritas dari kita melakukan kebodohan yang tidak ada dasarnya dan
kita terus-menerus melakukan kebodohan tersebut. Luar biasa.
Menurut saya, salah satu
pertimbangan terpenting dalam memilih pekerjaan adalah tingkat efisiensi. Kita
berupaya untuk mencari pekerjaan yang membutuhkan waktu sesingkat-singkatnya
untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Lalu, pekerjaan apa yang paling
efisien? Menurut saya, pekerjaan dengan tingkat efisiensi tinggi sangat amat
sedikit dan sangat sulit untuk dicapai. Ada sih
dokter yang pasiennya selalu membludak ketika buka praktek, ada sih warung makan yang hanya butuh 2 jam
untuk menghabiskan seluruh dagangan pada hari tersebut. Namun demikian, apakah
ada pemula yang bisa memperoleh penghasilan maksimum dalam waktu yang minimun?
Saya rasa tidak ada.
Di antara sekian banyak
pilihan, saya memilih perdagangan sebagai (calon) pekerjaan. Apakah perdagangan
merupakan pilihan terbaik bagi saya? Tidak tahu. Apakah saya akan sukses dengan
menjadi pedagang? Belum dapat disimpulkan. Apakah berdagang itu mudah? Menurut
saya, tidak.
Dalam dunia perdagangan,
salah satu kunci sukses yang harus diperhatikan adalah promosi. Saat ini, saya
merupakan distributor yang menjual produk-produk dari Herbalife. Dalam upaya
saya mendistribusikan produk kepada customer,
saya pun harus melakukan berbagai upaya dalam
berpromosi, mulai dari membagikan flyer,
menyebarkan SMS secara acak, hingga promosi di sosial media.
Pertanyaan pertama yang
muncul adalah tingkat efisiensi dari promosi dibandingkan nilai penjualan yang
telah saya lakukan. Bagaimana rasio jumlah orang yang tertarik dengan jumlah
usaha promosi yang telah saya lakukan? Sangat amat rendah. Jika ditulis dalam
angka mungkin berkisar di angka 1/1000 hingga 1/100000. Itu rasio jumlah orang
yang tertarik lho, rasio jumlah orang
yang membeli dibandingkan jumlah orang yang mendapatkan promosi jauh lebih
kecil daripada itu. Am I confused?
Sedikit.
Ketika kita berbicara
tentang efisiensi dalam perdagangan, rasanya hampir tidak ada usaha perdagangan
yang nilai efisiensinya mendekati angka 50%, kecuali produk-produk tertentu
yang jumlahnya sangat terbatas atau warung makan tertentu yang memiliki ciri
khusus lho. Jika tidak percaya,
silakan cek ke supermarket terdekat yang menurut Anda paling besar di daerah
Anda. Kita ambil contoh Matahari atau Carrefour. Mereka membuka usahanya 7 hari
dalam seminggu, mulai buka sekitar jam 9 atau 10 pagi lalu tutup sekitar jam 10
malam. Artinya mereka bekerja 12-13 jam per hari. Coba Anda ingat, berapa
rata-rata waktu yang Anda butuhkan ketika melakukan suatu transaksi disana?
Apakah lebih dari satu menit? Saya rasa rata-rata transaksi terjadi kurang dari
60 detik. Selain itu, apakah Anda selalu antri ketika berbelanja di tempat
tersebut? Apakah Anda harus antri ketika berbelanja jam 11 siang? Saya rasa
tidak. Hampir di semua usaha perdagangan, ada jam-jam sibuk yang rentang
waktunya sekitar 2-3 jam, biasanya jam 7 hingga 10 malam. Lalu, mulai dari jam
9 pagi hingga jam 7 malam, petugas kasir lebih banyak menganggur atau bekerja?
Yup, menganggur, menunggu dan berharap.
Dalam lingkungan yang
skeptis, kata menganggur sering diasosiasikan dengan makna yang negatif atau
kegagalan. Padahal, pada saat berdagang, mayoritas pelaku perdagangan akan
lebih banyak menganggur daripada bekerja. Anda bisa melakukan observasi sendiri
jika belum yakin. Para pemula biasanya tidak sabar, mereka mencari pekerjaan
dengan nilai efisiensi tinggi yang artinya selalu laris, kebanyakan dari mereka
gagal dan mulai menyerah dengan usahanya.
Pertanyaan yang selanjutnya muncul
adalah: tahukah pemilik atau investor dari usaha-usaha dagang yang sudah besar
bahwa usaha mereka hanya laris pada jam-jam tertentu dan pegawainya lebih
banyak ngobrol daripada bekerja? Saya yakin mereka pun paham dengan hal ini.
Jika mereka tahu, kenapa mereka justru terus melakukan ‘kegagalan’ dengan
membuka usahanya di jam-jam yang jumlah pengunjungnya sangat minim? Jawabannya
adalah karena semakin tinggi intensitas kegagalan yang dialami meningkatkan
peluang terbukanya keberhasilan.
Seluruh nilai bijak
manusia terangkum dalam dua kata : menanti dan mengharap.
(Alexandre Dumas Pere)
Tiba-tiba,
saya teringat kutipan dari orang Prancis ini. Saya yakin pemilik atau investor
usaha-usaha dagang pun paham akan ungkapan tersebut, entah mereka pernah
membacanya atau tidak, mereka sadar bahwa tugas mereka bukan melakukan
kesuksesan demi kesuksesan. Saya yakin mereka paham bahwa tugas mereka adalah
melakukan kegagalan demi kegagalan, menanti dan mengharapkan kesuksesan. Menurut
saya, kegagalan adalah fase hidup yang sangat penting untuk menguji seberapa
kuat tekad dan keinginan seorang manusia, menanti adalah ujian kesabaran, dan mengharap
adalah ujian keimanan.
Tahukah
Anda bahwa manusia tidak hidup dari kepastian melainkan harapan? Jika tidak
percaya, silakan saat ini membuat daftar 10 barang apapun yang ingin sekali
Anda miliki dalam waktu satu minggu. Barang-barang tersebut harus sangat
special sehingga Anda sadar bahwa Anda butuh perjuangan untuk memperolehnya.
Sebelum minggu ini berakhir, apakah ada kepastian bahwa Anda akan memperoleh
barang-barang tersebut pada akhir minggu ini? Tidak! Bahkan jika saat ini Anda
memiliki semua persyaratan untuk mendapatkan barang-barang tersebut, masih ada
kemungkinan Anda gagal mendapatkannya, tidak ada kepastian! Kita tidak memiliki
kepastian dan kita tidak akan hidup dari kepastian. Kita hidup dengan harapan
yang jumlahnya banyak sekali. Mulai sekarang, sadarilah bahwa harapan-harapan tersebut
yang membuat kita hidup, harapan-harapan tersebut lah yang membuat kita tetap
bersedia untuk menjalani hidup dengan sesekali mrengut dan lebih banyak tersenyum :)
Saya
bukan orang yang hebat maupun berpengalaman banyak, tulisan ini hanya sebagai
upaya saya untuk berbagi ‘tips sukses’ meskipun saya sendiri masih jauh dari
sukses. Is it wrong? No. Anda tahu kan bahwa di luar sana ada
banyak dokter yang memberi tips sehat meskipun mereka sendiri tidak sehat. Ya,
berarti saya boleh juga dong berbagi tips sukses meskipun saya belum sukses. Inti
dari tulisan ini adalah kita memang akan lebih banyak mengalami kesulitan demi
kesulitan, cobaan demi cobaan, rintangan demi rintangan, kegagalan demi
kegagalan, penantian demi penantian, harapan demi harapan, dengan sesekali
sukses. Jangan mencoba untuk lari karena kemana pun Anda melangkah, Anda akan
tetap menemuinya. Jangan takut untuk dipersulit, dicoba, diuji, digagalkan, dan
menanti. Jangan berhenti berharap demi kehidupan dan yakin lah bahwa Anda tidak
akan mati oleh itu semua lalu bangkit menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Apa yang tak bisa
menghancurkanku akan membuatku lebih tegar.
Friedrich Nietzsche
Salam
gagal, selamat menanti dan mengharap! Saya mencintai kalian semua, terima kasih
telah membaca.
No comments:
Post a Comment