Wednesday 7 December 2011

Mari Berbahagia

Dewasa ini, banyak sekali orang yang nekat mengakhiri hidupnya. Sangat tragis. Penelitian yang dilakukan terhadap penyebab seseorang nekat mengakhiri hidupnya adalah tidak bahagia dalam menjalani kehidupan. Sepertinya alasan tersebut cukup masuk akal meskipun sesungguhnya kebahagiaan merupakan hal sederhana yang merupakan hak setiap makhuk hidup. Ya, hak setiap makhluk hidup, bukan hanya manusia.
Kebahagiaan itu sederhana, Tuhan telah memberikan itu, hanya saja manusia seringkali tidak mensyukurinya. Bahagia itu sangat sederhana, sebagai contoh ketika badan Anda terasa lengket karena keringat sebagai akibat dari kegiatan Anda yang menguras fisik, Anda mandi lalu berkeramas, setelah itu badan Anda akan terasa segar. Bukankah itu merupakan sebuah kebahagiaan? Bagi saya itu sebuah kebahagiaan. Ketika badan lelah lalu Anda tertidur dan bangun dengan badan yang segar, itu juga merupakan sebuah kebahagiaan. Sesungguhnya Tuhan telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, hanya saja kita kurang bersyukur terhadap berbagai macam rahmat yang diberikan oleh Tuhan. Seorang filsuf sekaligus novelis dari Rusia bernama Leo Nikolaevich Tolstoy menyatakan “Jika Anda ingin berbahagia, maka berbahagialah.” Sementara itu Albert Schweitzer, seorang filsuf sekaligus ilmuwan menyatakan bahwa kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan tetapi kebahagiaan lah kunci dari kesuksesan.
Mengakhiri hidup dengan alasan tidak bahagia kini terasa tidak masuk akal karena kebahagiaan merupakan sebuah hal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan kepada tiap makhluk-Nya. Aristoteles, filsuf Yunani yang begitu tersohor menyatakan bahwa kebahagiaan adalah arti dan tujuan hidup. Ia adalah keseluruhan arah dan cita-cita akhir dari eksistensi manusia.
Akhir kata, mari berbahagia J.

1 comment:

  1. yap, bener. bahagia itu kita yang bikin
    cara pandang tentang kebahagian itu sendiri berbeda2, tergantung orangnya

    ReplyDelete