Tulisan yang akan kamu baca mungkin
akan menjadi tulisan yang berbeda dengan tulisan-tulisan lain yang pernah kamu
baca di blog ini, tulisanku kali ini sepertinya lebih cocok untuk dijadikan
sebagai bagian dari buku diary, aku sudah akan mencobanya tetapi kemudian aku
sadar bahwa ukuran diaryku terlalu kecil untuk memuat cerita ini. Dalam tulisan
ini, bahasa yang aku gunakan bukan bahasa baku, udah aku bilang kan, ini adalah
bagian dari diary kehidupan seorang wildan karim, semoga bisa bermanfaat bagi
kamu yang mau membaca.
Oke hari ini adalah hari kamis
tanggal 7 juni 2012. Akhir-akhir ini aku suka banget ngedengerin ceramahnya
Ustadz Yusuf Mansur, khususnya tentang bagaimana mekanisme Allah melimpahkan
rizki-Nya kepada semua makhluk, termasuk aku. Salah satu ‘accelerator’ untuk
memperoleh rizki adalah dengan puasa maka pada hari ini pun aku puasa sunnah.
Ketika matahari sedang bersinar dengan begitu panasnya, kondisi badanku mulai
tidak 100%, kayaknya semua orang di sleman dan sekitarnya yang puasa pada hari
itu juga mengalami penurunan kondisi fisik karena udara yang sangaaat
panaaaaaaass. Oke, hari itu aku kuliah sampai jam setengah 3, setelah pulang
aku ngerasa badanku bener-bener lemeeeess. Fast forward aja deh ya, ga penting
ni kayaknya.
Tibalah waktu berbuka, semua orang
yang puasa pasti menantikan datangnya waktu berbuka kan? Aku juga sama, hehehe.
Rencanaku untuk hari itu agak gagal karena aku telat buat shalat maghrib
berjamaah di masjid/mushala. Well, it’s not good but I have to do the other
thing that I can do, right? Selama waktu antara maghrib sampai isya aku belum
sempat buat makan (FYI: selama belum makan nasi maka aku menganggap bahwa aku
belum makan), sampai akhirnya tibalah adzan isya. Ga mau ngulangin kesalahan
sebelumnya, aku dateng sebelum adzan kira-kira jam menunjukkan pukul 18.40 WIB.
Sesaat sebelum shalat isya dilaksanakan, turun hujan rintik-rintik yang masih
cukup untuk membuat basah pakaian. Setelah shalat isya selesai dilaksanakan pun
masih turun hujan, aku pun menunda kepulanganku dari masjid karena ga mau
pakaianku jadi basah dan kotor. Sebelum kelupaan ni, selepas shalat isya aku
berdoa, kurang lebih doaku begini
“Ya Allah mohon redakanlah hujan ini
sebentar saja agar hamba bisa pulang, namun jika Engkau menghendaki hamba untuk
tetap disini maka hamba akan tetap disini.”
Ketika aku selesai membaca doa
tersebut, Allah sepertinya mendengar doa saya. Sayangnya Allah memberikan
pilihan yang kedua agar aku tetap di masjid. Oke, aku akan konsisten dengan doa
yang udah aku mohonkan, “Tidur disini juga ga masalah” demikian kataku dalam
hati. Lalu aku tiduran di teras masjid, udah liyer-liyer enaaaaaak gitu, eh
malah dibangunin samatakmir mau dipakai buat pengajian katanya… aku dan 1 orang
lagi (yang bahkan sudah tidur beneran) pun terbangun dan duduk di pinggir
tembok dalam di sudut masjid. Mengetahui bakalan ada pengajian aku ngambil
wudlu dan kembali duduk buat siap-siap ikut pengajian. FYI: saat itu hujan lagi
turun dereeeeeeeesss bangeeeett. Pada saat itu juga aku merasa bahwa Allah ingin
memberiku pelajaran tentang ketaatan beribadah. Saat hujan turun dengan
derasnya, datanglah mbokdhe-mbokdhe yang (maaf) jalan pun udah ga tegak tapi
masih mau dating ke masjid buat ikut pengajian. Ga mau suudzon, aku ga peduli
apapun tujuan dari beliau dating ke masjid, aku cuman tahu beliau ke masjid
buat ikut pengajian. Saat itu juga aku sadar, aku ngerasa lagi diingetin sama
Allah buat lebih taat beribadah. Lha wong ibu-ibu yang (maaf) kondisinya udah
ga sekuat kamu aja masih rajin banget dateng ke masjid, masa iya kamu yang
masih muda, masih sehat, masih kuat ga mau keluar rumah buat dan dateng ke
masjid buat beribadah… pantes aja sekarang kondisimu masih kurang dari kondisi
optimal yang bisa kamu raih… aku ngerasa Allah ingin mengatakan itu padaku agar
aku sadar dan memperbaiki diri…
Aku pun akhirnya (terpaksa) mengikuti
pengajian pada malam ini diakibatkan oleh kondisi iklim yang ‘kurang
bersahabat’. Hal yang membuatku kembal takjub adalah tepat setelah pengajian
selesai hujan pun reda. Aku sendiri menyimpulkan bahwa Allah emang merintahin
aku buat disitu dulu, kayak di doa yang udah aku ucapin tadi. Subhanallah,
Allah memang Maha Pendengar. Setelah itu aku pulang, mampir dulu buat beli
makan karena belum makan nasi, hehehe.
Dalam perjalanan pulang dari warung
makan sampai rumah, aku melihat seorang bapak member minum susu botol ke
anaknya dan seorang tunawisma berada di bawah atap yang sama di pasar kecil
dekat tempat tinggalku. Sesampainya di rumah aku merasa Allah kembali
mengingatkanku untuk bersyukur, betapa beruntungnya aku masih bisa tidur di
dalam kamar dengan tempat tidur yang nyaman. Seperti pada tulisan di blog ini
sebelumnya: Berjalan, Bersyukur, Bertindak. Aku mencoba untuk melakukan hal
yang kutulis tersebut. Semoga tidak menjadi riya’ ya, aku mengambil barang
bermanfaat yang ada di rumah untuk dibagikan kepada sang bapak tunawisma.
Sebenernya aku niatnya mau ngasih ke bapak yang ngasih susu ke anaknya tadi.
Ketika aku jalan ke tempat dimana aku melihat mereka, aku ga lihat bapak yg
ngasih susu ke anaknya tadi, di sebelahnya ada penjual sate yang udah mau
pulang, aku nanya dan menurut bapak penjual sate, bapak yang ngasih susu ke
anaknya merupakan penduduk asli dan bukan termasuk orang yg kekurangan harta,
kalo mau ngasih ke Pak Cip (kalau ga salah) aja, kata bapak penjual sate
tersebut setelah melihatku membawa sebuah plastik yang sepertinya dia tahu mau
aku bagiin ke orang lain.
Hari ini aku mendapat berbagai
pelajaran berharga tentang kehidupan, teman. Aku kini sadar bahwa Allah Maha
Mendengar, jangan pernah berputus harapan pada-Nya, aku juga merasa bahwa aku
sangat bersyukur dengan kehidupanku saat ini. I have nothing to say cause
sometimes we just can feel it, there are a lot of things that can’t be
described, that’s more important, just feel it. Kamu mungkin udah biasa punya
uang Rp. 50.000,- entah itu darimana asalnya. Aku nyaranin kamu buat pergi
keluar malem, cari tu banyak tunawisma, sedekahin duitmu buat mereka dan kamu
akan merasakan sensasi yg susah atau bahkan ga bisa dijelasin. You have to feel
it yourself, I just provoke you to do it.
Well, if I continue this diary, you
will be bored to read it. Maaf kalau ada yg salah, namanya juga diary yg
diposting gan J. Aku mohon doa dari pembaca agar
tulisan ini tidak menjadi riya’ karena tujuanku hanyalah untuk memprovokasi
pembaca yg budiman untuk berbuat sesuatu yg (menurutku) baik. Terima kasih udah
baca, moga-moga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment