Friday, 8 June 2012

7 Juni 2012


Tulisan yang akan kamu baca mungkin akan menjadi tulisan yang berbeda dengan tulisan-tulisan lain yang pernah kamu baca di blog ini, tulisanku kali ini sepertinya lebih cocok untuk dijadikan sebagai bagian dari buku diary, aku sudah akan mencobanya tetapi kemudian aku sadar bahwa ukuran diaryku terlalu kecil untuk memuat cerita ini. Dalam tulisan ini, bahasa yang aku gunakan bukan bahasa baku, udah aku bilang kan, ini adalah bagian dari diary kehidupan seorang wildan karim, semoga bisa bermanfaat bagi kamu yang mau membaca.
Oke hari ini adalah hari kamis tanggal 7 juni 2012. Akhir-akhir ini aku suka banget ngedengerin ceramahnya Ustadz Yusuf Mansur, khususnya tentang bagaimana mekanisme Allah melimpahkan rizki-Nya kepada semua makhluk, termasuk aku. Salah satu ‘accelerator’ untuk memperoleh rizki adalah dengan puasa maka pada hari ini pun aku puasa sunnah. Ketika matahari sedang bersinar dengan begitu panasnya, kondisi badanku mulai tidak 100%, kayaknya semua orang di sleman dan sekitarnya yang puasa pada hari itu juga mengalami penurunan kondisi fisik karena udara yang sangaaat panaaaaaaass. Oke, hari itu aku kuliah sampai jam setengah 3, setelah pulang aku ngerasa badanku bener-bener lemeeeess. Fast forward aja deh ya, ga penting ni kayaknya.
Tibalah waktu berbuka, semua orang yang puasa pasti menantikan datangnya waktu berbuka kan? Aku juga sama, hehehe. Rencanaku untuk hari itu agak gagal karena aku telat buat shalat maghrib berjamaah di masjid/mushala. Well, it’s not good but I have to do the other thing that I can do, right? Selama waktu antara maghrib sampai isya aku belum sempat buat makan (FYI: selama belum makan nasi maka aku menganggap bahwa aku belum makan), sampai akhirnya tibalah adzan isya. Ga mau ngulangin kesalahan sebelumnya, aku dateng sebelum adzan kira-kira jam menunjukkan pukul 18.40 WIB. Sesaat sebelum shalat isya dilaksanakan, turun hujan rintik-rintik yang masih cukup untuk membuat basah pakaian. Setelah shalat isya selesai dilaksanakan pun masih turun hujan, aku pun menunda kepulanganku dari masjid karena ga mau pakaianku jadi basah dan kotor. Sebelum kelupaan ni, selepas shalat isya aku berdoa, kurang lebih doaku begini
“Ya Allah mohon redakanlah hujan ini sebentar saja agar hamba bisa pulang, namun jika Engkau menghendaki hamba untuk tetap disini maka hamba akan tetap disini.”
Ketika aku selesai membaca doa tersebut, Allah sepertinya mendengar doa saya. Sayangnya Allah memberikan pilihan yang kedua agar aku tetap di masjid. Oke, aku akan konsisten dengan doa yang udah aku mohonkan, “Tidur disini juga ga masalah” demikian kataku dalam hati. Lalu aku tiduran di teras masjid, udah liyer-liyer enaaaaaak gitu, eh malah dibangunin samatakmir mau dipakai buat pengajian katanya… aku dan 1 orang lagi (yang bahkan sudah tidur beneran) pun terbangun dan duduk di pinggir tembok dalam di sudut masjid. Mengetahui bakalan ada pengajian aku ngambil wudlu dan kembali duduk buat siap-siap ikut pengajian. FYI: saat itu hujan lagi turun dereeeeeeeesss bangeeeett. Pada saat itu juga aku merasa bahwa Allah ingin memberiku pelajaran tentang ketaatan beribadah. Saat hujan turun dengan derasnya, datanglah mbokdhe-mbokdhe yang (maaf) jalan pun udah ga tegak tapi masih mau dating ke masjid buat ikut pengajian. Ga mau suudzon, aku ga peduli apapun tujuan dari beliau dating ke masjid, aku cuman tahu beliau ke masjid buat ikut pengajian. Saat itu juga aku sadar, aku ngerasa lagi diingetin sama Allah buat lebih taat beribadah. Lha wong ibu-ibu yang (maaf) kondisinya udah ga sekuat kamu aja masih rajin banget dateng ke masjid, masa iya kamu yang masih muda, masih sehat, masih kuat ga mau keluar rumah buat dan dateng ke masjid buat beribadah… pantes aja sekarang kondisimu masih kurang dari kondisi optimal yang bisa kamu raih… aku ngerasa Allah ingin mengatakan itu padaku agar aku sadar dan memperbaiki diri…
Aku pun akhirnya (terpaksa) mengikuti pengajian pada malam ini diakibatkan oleh kondisi iklim yang ‘kurang bersahabat’. Hal yang membuatku kembal takjub adalah tepat setelah pengajian selesai hujan pun reda. Aku sendiri menyimpulkan bahwa Allah emang merintahin aku buat disitu dulu, kayak di doa yang udah aku ucapin tadi. Subhanallah, Allah memang Maha Pendengar. Setelah itu aku pulang, mampir dulu buat beli makan karena belum makan nasi, hehehe.
Dalam perjalanan pulang dari warung makan sampai rumah, aku melihat seorang bapak member minum susu botol ke anaknya dan seorang tunawisma berada di bawah atap yang sama di pasar kecil dekat tempat tinggalku. Sesampainya di rumah aku merasa Allah kembali mengingatkanku untuk bersyukur, betapa beruntungnya aku masih bisa tidur di dalam kamar dengan tempat tidur yang nyaman. Seperti pada tulisan di blog ini sebelumnya: Berjalan, Bersyukur, Bertindak. Aku mencoba untuk melakukan hal yang kutulis tersebut. Semoga tidak menjadi riya’ ya, aku mengambil barang bermanfaat yang ada di rumah untuk dibagikan kepada sang bapak tunawisma. Sebenernya aku niatnya mau ngasih ke bapak yang ngasih susu ke anaknya tadi. Ketika aku jalan ke tempat dimana aku melihat mereka, aku ga lihat bapak yg ngasih susu ke anaknya tadi, di sebelahnya ada penjual sate yang udah mau pulang, aku nanya dan menurut bapak penjual sate, bapak yang ngasih susu ke anaknya merupakan penduduk asli dan bukan termasuk orang yg kekurangan harta, kalo mau ngasih ke Pak Cip (kalau ga salah) aja, kata bapak penjual sate tersebut setelah melihatku membawa sebuah plastik yang sepertinya dia tahu mau aku bagiin ke orang lain.
Hari ini aku mendapat berbagai pelajaran berharga tentang kehidupan, teman. Aku kini sadar bahwa Allah Maha Mendengar, jangan pernah berputus harapan pada-Nya, aku juga merasa bahwa aku sangat bersyukur dengan kehidupanku saat ini. I have nothing to say cause sometimes we just can feel it, there are a lot of things that can’t be described, that’s more important, just feel it. Kamu mungkin udah biasa punya uang Rp. 50.000,- entah itu darimana asalnya. Aku nyaranin kamu buat pergi keluar malem, cari tu banyak tunawisma, sedekahin duitmu buat mereka dan kamu akan merasakan sensasi yg susah atau bahkan ga bisa dijelasin. You have to feel it yourself, I just provoke you to do it.
Well, if I continue this diary, you will be bored to read it. Maaf kalau ada yg salah, namanya juga diary yg diposting gan J. Aku mohon doa dari pembaca agar tulisan ini tidak menjadi riya’ karena tujuanku hanyalah untuk memprovokasi pembaca yg budiman untuk berbuat sesuatu yg (menurutku) baik. Terima kasih udah baca, moga-moga bermanfaat.    

No comments:

Post a Comment