Tuesday, 2 August 2011

Filosofi Sepakbola untuk Kehidupan (versi saya)

Sepakbola merupakan olahraga favorit saya. Pada tulisan saya sebelumnya, saya pernah menuliskan mengenai alasan-alasan saya menyukai sepakbola. Pada tulisan ini, saya akan menuliskan filosofi sepakbola yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya versi saya.
1.      Sepakbola merupakan olahraga tim. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita juga harus bekerja dalam sebuah tim. Pada permainan sepakbola yang setiap tim terdiri dari 11 pemain kita dituntut untuk bekerja sebagai sebuah kesatuan, ketika bekerja sebagai tim kita dituntut untuk bekerja sesuai dengan keahlian kita. Kita bertubuh kuat, bekerja sebagai tukang angkat barang, kita pandai mengurus keuangan bekerja, sebagai bendahara dan sebagainya. Prinsip ini sama persis dengan prinsip dalam permainan sepakbola, jika saya punya visi yang tajam dan memiliki kemampuan untuk memberikan umpan akurat maka saya akan ditempatkan sebagai gelandang tengah, jika saya memiliki naluri yang tajam untuk mencetak gol maka saya akan ditempatkan sebagai seorang penyerang. Dari sini, seharusnya kita bisa belajar bahwa semua posisi sama pentingnya. Percuma saja memiliki penyerang tajam yang mencetak hat-trick tiap pertandingan tapi penjaga gawang tidak bisa menjaga gawang dengan baik sehingga tim lawan selalu bisa mencetak gol ke gawang kita. Begitu juga dalam kehidupan tim secara umum, kita tidak dapat mengatakan bahwa dalam sebuah perusahaan bendahara lebih penting dibandingkan kuli angkut. Bendahara memang lebih pintar mengelola keuangan tapi jika ia diminta untuk mengangkat barang-barang berat belum tentu ia dapat melakukannya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pun prinsip ini dapat diterapkan, kita tidak dapat mengatakan bahwa seorang petani lebih penting daripada seorang guru ataupun sebaliknya, semua posisi memiliki peranan masing-masing. Semua guru membutuhkan makanan yang dihasilkan oleh para petani sementara petani butuh guru untuk mengajari mereka atau anak mereka tentang berbagai ilmu pengetahuan. Tugas setiap manusia adalah menjalankan dharma-nya, menjalankan kewajibannya dengan baik dan penuh dedikasi. Tugas seorang penyerang adalah mencetak gol, tugas seorang penjaga gawang adalah menjaga gawangnya dan lain-lain agar terbentuk sebuah tim yang solid dan kuat. Tugas seorang guru adalah mengajar, tugas seorang ilmuwan adalah menemukan penemuan-penemuan yang bisa bermanfaat bagi kehidupan banyak orang dan lain-lain. Setiap pekerjaan itu mulia, tinggal bagaimana kita menjalaninya.
2.      Posisi menentukan prestasi. Dalam sepakbola ada berbagai macam posisi, dari penjaga gawang hingga penyerang. Dewasa ini, penghargaan selalu diberikan untuk setiap pemain terbaik di posisinya. Sebagai contoh seorang penjaga gawang bisa mendapatkan prestasi berupa Lev Yashin award jika ia bisa bermain secara baik sebagai penjaga gawang. Seorang penyerang bisa mendapatkan penghargaan Golden Boot jika ia bisa menjadi pencetak gol terbanyak di Eropa. Dalam kehidupan pun demikian, jika Anda menjadi seorang penyanyi maka Anda mungkin akan mendapatkan pengharggan di Anugerah Musik Indonesia Award sebagai penyanyi dengan penjualan lagu tersukses atau yang lain. Jika Anda memilih masuk Perguruan Tinggi sebagai mahasiswa Fakultas Hukum makan Anda akan mendapatkan gelar Sarjana/Master/Doktor dalam bidang hukum. Intinya, posisi apapun yang kita pilih akan menentukan prestasi apa yang akan kita raih. Jika memilih menjadi seorang penyerang jangan pernah berharap mendapatkan gelar Lev Yashin Award, jika Anda masuk Fakultas Teknik jangan menginginkan gelar dalam bidang ekonomi.
3.      Hidup adalah pilihan. Anda tentu tahu David Beckham, seorang pesepakbola asal Inggris yang dalam dunia sepakbola dikenal dengan tendangan pisangnya. Pada saat masih berusia remaja, Beckham berlatih keras melatih tendangannya setelah teman-temannya selesai berlatih, karena itulah hingga usianya yang ke-37 Beckham masih memiliki tendangan yang mematikan bagi penjaga gawang manapun. Seperti halnya dalam kehidupan, jika Anda memilih untuk masuk pondok pesantren dan setiap hari Anda akan berhadapan dengan Pak Kyai, Al-Quran dan atribut-atribut agama Islam lain maka suatu saat Anda akan dikenal sebagai seseorang yang mengetahui tentang agama Islam dengan sangat baik. Saya mengatakan bahwa Anda akan mengetahui agama Islam dengan sangat baik, bukan menjadi seorang Islamis sepenuhnya karena dewasa ini ada juga alumni pondok pesantren yang kehidupannya tidak Islami.
4.      Just do it. Kalimat ini seperti slogan iklan sebuah apparel olahraga besar dunia. Dalam permainan sepakbola, sering ada peluang yang datang kepada seorang pemain untuk mencetak sebuah gol ketika ada ruang terbuka di pertahanan lawan. Ada pemain yang berani berspekulasi menendang bola tersebut langsung ke gawang entah menjadi gol maupun tidak, ada juga pemain yang tidak berani berspekulasi. Dalam kehidupan pun demikian, ketika kita mendapatkan suatu kesempatan hendaknya kita berani berspekulasi untuk mengambil keputusan, entah itu akan berhasil atau tidak, ikhlaskan saja hasil pada Tuhan, toh kata para ahli agama tugas manusia hanya berusaha sementara hasil yang didapatkan adalah otoritas Tuhan sepenuhnya.
5.      Impossible is nothing. Kalimat ini juga merupakan slogan dari sebuah apparel olahraga besar dunia. Dalam sepakbola seringkali terdapat hasil yang mengejutkan, sebagai contoh, hanya ada sangat sedikit orang yang menganggap Yunani bisa menjuarai Euro 2004 di Portugal, pasti sedikit sekali pula yang memprediksi Swiss dapat mengalahkan Spanyol pada Piala Dunia 2010. Dalam hidup pun demikian, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Rakyat Indonesia yang berperang (saya lebih suka menggunakan kata berperang, bukan dijajah karena para pahlawan tetap melakukan perlawanan) melawan Belanda selama 350 tahun hanya bermodalkan senjata amat tradisional secara gigih bisa mengusir Belanda yang menggunakan senjata yang kala itu sangat modern. Pandava pun bisa memenangkan perang Bharatayuda melawan Kaurava. Sejarah telah mencatat semua peristiwa itu. Nothing is impossible.
6.      Learning by doing. Setiap pergerakan dalam permainan sepakbola merupakan gerakan mekanis yang bisa dijelaskan secara fisika, misalnya saja tendangan parabola seperti yang diperlihatkan oleh Tomas Rosicky ke gawang Amerika Serikat pada Piala Dunia 2006. Secara teori fisika, tendangan parabola akan maksimal jika sudut elevasinya 45 derajat. Pertanyaannya, apakah ketika akan bermain sepakbola kita harus belajar gerakan parabola terlebih dahulu? Tidak. Dalam bermain sepakbola kita belajar dengan cara mencoba-coba, coba kalau ditendang dengan kaki bagian dalam arah bolanya bagaimana, coba dengan tenaga sekian kekuatannya bagaimana dll. Dalam hidup pun diajarkan untuk learning by doing, misalnya saja ketika kita akan menanam padi. Para petani pada awalnya tidak tahu tentang kebutuhan nutrisinya, airnya dll akan tetapi mereka belajar dari hasil yang didapatkan. Misalnya saja setelah berkali-kali melakukan penanaman dan mendapatkan panen, kebutuhan air yang optimal adalah 1,2 liter/det/ha, jarak tanamnya 30 cm dll.
7.      It’s a mystery. Secara normal, permainan sepakbola berlangsung selama 90 menit, selama itu mungkin saja tim Anda kalah, imbang ataupun menang. Mungkin saja tim Anda bisa menang pada menit ke-70, dalam hati Anda tentu ingin pertandingan diakhiri saat itu juga karena tim Anda telah menang. Dalam hidup pun demikian, mungkin pada saat saya muda saya membuat banyak kesalahan dan dosa atau bisa dikatakan saya adalah seorang yang dalam posisi kalah, lalu saya bertaubat dan mulai hidup baik, dekat dengan Tuhan atau bisa dikatakan saya telah menang. Pada saat itu mungkin saya akan senang hati jika Tuhan memanggil saya kembali karena dalam keyakinan saya, dipanggil dalam keadaan baik akan membuat saya mendapatkan tiket otomatis menuju surga. Apakah lalu demikian? Belum tentu. Mungkin saja tim Anda yang menang hingga menit ke-89 lengah pada injury time dan lawan Anda berhasil membalikkan keadaan sehingga tim Anda kalah, mungkin juga saya yang telah memulai hidup baik suatu saat akan tergoda untuk melakukan sebuah tindakan buruk lalu ditembak mati ketika sedang melakukan tindakan buruk tersebut. Mungkin juga pertandingan dihentikan pada menit ke-60 karena ada terror bom, kerusuhan supporter dll, sama seperti hidup. It’s a mystery.

Demikian penjelasan-penjelasan saya tentang filosofi sepakbola untuk kehidupan sehari-hari, mungkin saja suatu saat nanti saya akan menemukan filosofi-filosofi lain. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dengan adanya huruf, kata, kalimat, paragraf ataupun seluruh isi tulisan ini. Saya hanya ingin berbagi pengetahuan sekaligus pengalaman saya, terima kasih telah membaca. Sebagai penutup saya ingin mengutip sebuah pernyataan :
Football is an honest game. It's true to life. It's a game about sharing. Football is a team game. So is life (Joe Namath).

No comments:

Post a Comment