Wednesday, 15 February 2012

Kebengalan Suarez dan Refleksi Sikap Pemimpin

Luis Suarez, pemain Liverpool asal Uruguay ini menjadi buah bibir di seluruh penjuru dunia. Suarez dituduh melakukan pelecehan bernada rasisme terhadap kapten Manchester United (MU) : Patrice Evra. Suarez menyebut Evra dengan sebutan ‘Negrito’ pada saat keduanya bertanding pada 15 Oktober 2011 di Anfield. Pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Suarez bersalah dan harus menjalani hukuman tidak boleh tampil selama 8 pertandingan. Pada pertandingan antara MU melawan Liverpool Sabtu (11/2) lalu, Suarez makin menjadi sorotan publik karena enggan menerima uluran tangan Evra. Sepanjang pertandingan yang berlangsung di Old Trafford tersebut, Suarez selalu mendapatkan ejekan dari supporter tuan rumah. Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh MU dengan skor 2-1. Hebatnya, pencetak gol tunggal Liverpool adalah Suarez yang selalu mendapatkan tekanan sepanjang pertandingan.
Liverpool dan MU adalah dua klub terbesar dalam sejarah sepakbola Inggris. Kedua tim adalah musuh bebuyutan semenjak dahulu. Tensi  pertandingan selalu panas ketika dua klub tersebut bertanding. Seusai pertandingan Sabtu lalu, Sir Alex Ferguson menyatakan bahwa Suarez adalah aib bagi Liverpool menyangkut sikapnya yang enggan menjabat tangan Evra. Sementara Kenny Dalglish tetap membela anak asuhnya tersebut dengan menyatakan bahwa pers selalu saja menyudutkan Suarez.
Awal mula perselisihan tersebut adalah ketika berlangsung pertandingan antara Liverpool melawan MU yang dilangsungkan di Anfield. Evra menyebut Suarez dengan sebutan ‘Latino’ sementara itu Suarez menyebut Evra dengan sebutan ‘Negrito’. Jika melihat fakta ini, kita tahu bahwa keduanya rasis, rasanya tidak fair jika hanya Suarez yang dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman. Setelah dinyatakan bersalah oleh FA, Suarez membela diri dengan mengatakan bahwa ‘Negrito’ dalam Bahasa Spanyol yang sering ia gunakan ketika di Uruguay merupakan panggilan akrab, bukan bermaksud rasis. Bagaimanapun juga, pengadilan telah memutuskan bahwa Suarez bersalah dan harus menerima hukuman. Jika melihat fakta ini, bagi saya wajar ketika Suarez menolak untuk berjabat tangan dengan Evra yang telah menuduhnya melakukan kesalahan yang menurutnya tidak ia lakukan. Kenny Dalglish membela Suarez dengan berkata “Jika orang menuduh saya rasis padahal saya tahu bahwa saya tidak rasis maka saya tidak akan menjabat tangan mereka”. Pada hari Minggu (13/2) Luis Suarez melalui akun twitter resminya (@luis16suarez), Suarez telah meminta maaf mengenai perilakunya yang tidak menjabat tangan Patrice Evra.
Luis Suarez adalah salah satu pemain terbaik dunia saat ini. Liverpool beruntung memilikinya, peranannya dapat menggantikan Fernando Torres yang membelot ke Chelsea. Suarez pun beruntung bermain untuk Liverpool, sebuah klub dengan lagu kebangsaan “You’ll Never Walk Alone” yang benar-benar dijalankan oleh setiap pemain, ofisial maupun supporter yang tetap mendukungnya. Sebelum pertandingan melawan MU pada hari Sabtu lalu, Steven Gerrard, sang kapten berbisik kepada Suarez. Isinya kurang lebih sebagai berikut “Saat ini kamu memang dibenci oleh mereka, tetapi ingat bahwa mereka telah membenciku selama satu dekade lebih”. Itulah Liverpool, setiap orang tidak akan pernah berjalan sendirian. Sikap yang ditunjukkan oleh King Kenny dan Stevie G adalah sikap seorang pemimpin sejati yang selalu memberi dukungan terhadap seseorang yang menjadi bagian dari timnya. Mereka tetap mempercayai Suarez sebagai elemen penting dari tim dan mengesampingkan komentar orang lain mengenai pemainnya. Pemimpin memang seharusnya mengayomi orang yang dipimpinnya dan memastikan mereka selalu dalam keadaan prima. Sebagai bahan perenungan bersama, mari kita coba kita bandingkan sikap yang ditunjukkan Dalglish dan Gerrard dengan pemimpin di negeri ini. Pemimpin kita justru lebih mendukung orang lain dibandingkan dengan orang kita sendiri. Ambil contoh Mobil ESEMKA yang akhir-akhir ini menjadi hot news. Gubernur Jawa Tengah yang notabene pemimpin di wilayah tempat ESEMKA diproduksi justru berkomentar bahwa mobil tersebut belum memenuhi berbagai kriteria kelayakan. Bagaimana negeri ini bisa maju jika pemimpinnya tidak mendukung orang yang dipimpinnya? Seharusnya Bibit Waluyo berdiri paling depan untuk mendukung pengembangan ESEMKA sehingga kelak karya dalam negeri bisa bersaing dengan produk-produk luar negeri dan Indonesia benar-benar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Demikian tulisan ini saya buat, semoga bisa memberikan manfaat dan saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan. As a fans of Liverpool I wanna say : You’ll never walk alone, Luis Suarez!

No comments:

Post a Comment