Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke sebuah toko olahraga di daerah tempat tinggal saya. Pada hari tersebut, kondisi keuangan saya sedang tidak memungkinkan untuk membeli sepatu olahraga baru, selain karena sepatu lama saya masih sangat layak untuk digunakan. Saat itu saya hanya bertanya-tanya mengenai harga beberapa jenis sepatu, baik sepatu brand lokal maupun internasional.
Saya bertanya mengenai produk dari salah satu brand lokal yang sebelumnya merupakan produsen dari sebuah brand internasional dari Amerika yang berada di Indonesia. Saya bertanya tentang produk unggulan dari brand tersebut, produk premium yang digunakan oleh para atlet nasional. Harga dari sepatu tersebut adalah Rp. 350.000,- dan untuk mendapatkannya harus memesan terlebih dahulu karena tidak banyak stoknya. Penjaga toko tersebut mengatakan kepada saya bahwa uang sebesar itu sayang jika ‘hanya’ digunakan untuk membeli produk dari brand lokal karena harga sepatu lain dari brand internasional hanya berselisih Rp. 20.000,-.
Singkat cerita, saya pulang dan tidak membeli apa pun dari toko tersebut, maklum ga punya duit, hehe. Saya pulang dan sedikit merenung mengenai ucapan dari penjaga toko tersebut. Saya berpikir, jika semua orang di Indonesia memiliki pemikiran yang sama dengan dia maka Indonesia tidak akan pernah bisa berkembang. Saya cukup paham mengenai teknologi yang digunakan pada sepatu olahraga. Teknologi sepatu lokal yang saya tanyakan tersebut jauh lebih maju dibandingkan dengan teknologi dari sepatu dengan brand internasional, yang sebenarnya juga cuman diproduksi di Indonesia. Secara kasar, sepatu tersebut cuman menang brand.
Indonesia adalah negara yang besar dan sangat potensial untuk berkembang. Hanya saja saat ini sedang mengalami krisis dan krisis yang harus pertama diatasi adalah krisis kepercayaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kita tidak cukup pede dengan buatan kita sendiri. Trust me, development won’t comes if we don’t believe on ourselves. Saya rasa percuma aja kita memiliki banyak orang pintar dengan gelar sarjana, insinyur, master, doktor, profesor dan lain-lain jika kita tidak berani melakukan inovasi dan tidak mempercayai hasil inovasi dari orang kita sendiri. Come on, wake up, guys! Jaman dulu, kita dijajah secara fisik dan para leluhur kita berjuang sekuat tenaga mereka agar kita tidak mengalami penderitaan mereka, tapi apa yang terjadi sekarang? Kita justru dengan senang hati dijajah oleh asing dengan cengkeraman produk-produk mereka. Ada semacam paradigma bahwa kita akan terlihat lebih keren, lebih stylish, gagah, cantik, cakep ketika menggunakan produk luar negeri.
Kembali ke masalah sepatu, teman saya menceritakan kepda saya bahwa ia menyesal membeli sepatu futsal dengan brand internasional seharga Rp. 500.000,-. Ia mengatakan bahwa sepatu lamanya dari produk lokal seharga Rp. 220.000,- jauh lebih nyaman digunakan dibandingkan dengan sepatu barunya tersebut. Kenyamanan setiap orang memang berbeda tapi setidaknya fakta tersebut bisa menjadi acuan bahwa kualitas produk nasional tidak kalah dibandingkan dengan produk luar negeri.
Sebagai rakyat Indonesia yang mencintai negeri dan yakin bahwa Indonesia bisa menjadi negeri yang lebih baik, mari kita hargai produk kita, gunakan produksi dalam negeri untuk mendukung perekonomian nasional agar Indonesia bisa terbebas dari cengkeraman produk asing.
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment