Thursday, 15 November 2012

Tindakan Tanpa Pamrih


WOW, ternyata blog ini udah lebih dari sebulan tanpa posting baru ya, maaf ya buat para pembaca setia yg budiman (padahal ga ada yg baca). Oke kali ini saya mau posting tentang hal yg personal. Saya sudah memasuki semester ke-7, wah ga kerasa udah tua juga K. Semester ini, saya mencoba untuk memperdalam beberapa mata kuliah yang saya kurang paham, salah satunya adalah Pendidikan Pancasila. What? Ngulang kok Pancasila? Ya ben, sing ngulang aku kok malah kowe sing protes J. Minggu demi minggu terlewati tanpa terasa lalu tibalah Ujian Tengah Semester (UTS) yg dinanti-nanti.
Mulai dari sini, akan mulai dibicarakan inti posting ini. Pada UTS Pancasila, ada beberapa soal yang diujikan. Dari sekian banyak soal tersebut, ada satu soal yang sangat menarik perhatian saya. Berikut adalah soal yang saya maksud
Jelaskan dengan contoh dan ilustrasi yang dimaksudkan dengan nilai perbuatan “tanpa pamrih” itu bersifat universal, dapat ditemukan di Barat, India maupun di Indonesia!
Soal tersebut sangat menarik bagi saya sehingga membuat jemari saya menari sangat lama ketika mengerjakan soal tersebut. Oke, keyword dari soal tersebut adalah “tanpa pamrih”. Saya berpikir cukup lama ketika berpikir tentang frase tersebut. Sejauh yang saya pahami, pamrih adalah suatu tindakan dengan mengharapkan sesuatu, artinya ada keinginan atau harapan dalam pamrih. Selanjutnya saya mencoba untuk synchronizing pengertian pamrih dengan soal tersebut. Setelah berpikir cukup lama dengan menggali seluruh memori yang masih tersimpan di otak, saya justru mempertanyakan soal tersebut. Saya pikir hampir tidak ada tindakan bersejarah yang dilakukan tanpa pamrih. Anda dapat mendebat saya untuk pemikiran ini.
Dulu, saya berpikir bahwa tindakan Mahatma Gandhi dengan gerakan Satyagraha adalah sebuah tindakan tanpa pamrih. Dulu, saya berpikir bahwa para pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan berjuang tanpa pamrih. Sekarang, dengan pola berpikir yang lebih dewasa, saya berpikir bahwa di dunia ini tidak ada tindakan yang benar-benar tanpa pamrih. Selama manusia menggunakan logika dan rasio maka sejauh itu pamrih akan tetap ada.
Mahatma Gandhi, India’s Founding Father dapat dikatakan sebagai orang yang paling berjasa dalam kemerdekaan India. Kebanyakan dari kita berpikir bahwa tindakannya adalah tindakan tanpa pamrih. Pada mulanya saya pun demikian. Pandangan saya berubah ketika membaca buku berjudul ‘Meniti Kehidupan Bersama Para Yogi, Fakir, dan Mistik’ yang merupakan buku saduran dari ‘Autobiography of A Yogi’ karya Paramahansa Yogananda. Dalam buku tersebut, salah satu bab menjelaskan tentang pengalam penulis bersama Gandhi di padepokannya. Dalam bab tersebut, dijelaskan bahwa ‘Kemerdekaan India’ bukanlah tujuan Gandhi, tujuan utama dari Sang Mahatma adalah ‘Kemerdekaan Jiwa India’. Dari pernyataan tersebut, sudah jelas bahwa Gandhi memiliki pamrih dalam perjuangannya : Kemerdekaan Jiwa India. Mungkin, tindakan kita ketika masih kanak-kanak dan belum menggunakan rasio adalah tindakan tanpa pamrih. Lalu kemudian saya berpikir lagi dan ternyata anak-anak pun sudah berpamrih. Mereka mencari ikan atau bermain kelereng untuk bersenang-senang, bukankah mencari kesenangan juga merupakan pamrih?
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah salahkan kita ketika berpamrih? Jawaban saya adalah tidak. Berpramrih adalah sebuah tindakan alami manusia sebagai buah dari logika dan rasio yang telah dikaruniakan Tuhan kepada manusia, hanya saja pamrih perlu untuk dituntun sehingga mengarah kepada jalan yang benar dan tepat. Pamrih adalah sesuatu yang bersifat pribadi, toh orang lain tidak mengerti pamrih yang ada di kepala kita. Hanya manusia yang cukup gila dan berani yang dapat melakukan tindakan tanpa pamrih. Untuk menjadi manusia yang benar-benar tanpa pamrih, kita perlu mencapai suatu kondisi yang luar biasa sehingga Nabi Khidir mau mendatangi kita dan kita melakukan apa yang dilakukannya tanpa perlu bertanya. Kita harus sangat gila untuk melakukan tindakan tanpa pamrih seperti yang telah dilakukan Lao Tse dengan meninggalkan semua yang dimilikinya lalu mengembara mengikuti hakikat hidup manusia yang diyakininya.
Wuiiiiihh, ternyata udah panjang juga ya, ga usah dilanjutin deh daripada pembaca bosen. It’s the last paragraph, sebagai penutup mungkin dapat kita simpulkan bahwa ‘tindakan tanpa pamrih’ adalah sebuah tindakan yang hampir tidak akan pernah kita temui di dunia. Hampir semua manusia yang hidup di dunia menggunakan logika dan rasio yang dimilikinya, selama logika dan rasio digunakan maka mustahil kita menemukan tindakan tanpa pamrih. Sekian, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment