Friday, 22 February 2013

Kemenangan AC Milan yang (tidak) Mengejutkan



Beberapa hari terakhir, dunia seakan-akan terkejut melihat AC Milan menjungkalkan Barcelona dua gol tanpa balas. Semua orang di dunia memprediksikan Barcelona yang sedang berada dalam puncak permainan akan menang atas Milan, di San Siro sekali pun. Media-media membentuk opini bahwa AC Milan adalah sebuah tim medioker yang tidak sepada dengan Barcelona, sebuah opini yang jelas-jelas salah besar!
Memasuki musim 2012/2013, AC Milan mengalami eksodus besar-besaran dengan hengkanganya para pahlawan yang selama satu dekade terakhir menjadi tulang punggung tim, plus dijualnya Thiago Silva dan Zlatan Ibrahimovic ke Paris Saint Germain. Perubahan besar-besaran menyebabkan I Rossoneri menulai berbagai hasil negatif pada awal musim sehingga menimbulkan rumor pemecatan Max Allegri sebagai manajer tim. Hasil negatif berlangsung cukup lama, ketika musim hampir memasuki separuhnya Milan masih tercecer di peringkat 9 klasemen Serie A, sebuah peringkat yang tidak pantas bagi tim yang musim lalu berjuang memperebutkan Scudetto hingga akhir musim. Perjalanan di Liga Champions pun terseok-seok, Milan bahkan tidak mampu menang atas Anderletch, tim yang secara tradisi jauh di bawah Sang Iblis Merah.
Musim terus berjalan dan manajemen (masih) mempertahankan Allegri sebagai pelatih kepala meskipun opini akan pergantian pelatih muncul setiap hari. Lambat laun, The New Milan mulai menunjukkan kelasnya sebagai tim besar. Kemenangan demi kemenangan terus diraih baik di Serie A maupun di Liga Champions, peringkat di klasemen pun naik dan tiket ke fase knock-out Liga Champions pun berhasil diamankan meskipun hanya menjadi runner-up di bawah Malaga. AC Milan di bawah racikan strategi Allegri mulai menemukan keseimbangan dalam permainan dengan Stephan El Shaarawy sebagai bintang yang paling bersinar.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun datang, hasil undian mempertemukan AC Milan dengan Barcelona, tim yang disebut-sebut sebagai tim terbaik dunia saat ini. Jauh hari sebelum peluit pertandingan dimulai, media menyajikan statistik pertemuan, kekuatan terkini, dan klasemen di liga masing-masing dari kedua tim yang seolah-olah menyatakan bahwa Barcelona akan dengan mudah mengungguli AC Milan dalam dua pertemuan. Pemberitaan di media membuat bursa taruhan pun bergerak mengunggulkan Barca untuk memenangi pertandingan dalam kedua putaran, sebuah opini yang untuk sementara salah besar.
Pertandingan pertama pun digelar di San Siro, Barcelona sejak awal mendominasi permainan sebagaimana biasanya, orang-orang mengatakan bahwa Barca hanya tinggal menunggu waktu untuk merobek jala Milan di San Siro. Penantian panjang Barca tak berujung, mereka gagal memasukkan bola, untuk menembak ke arah gawang pun mereka kesulitan. Bagaimana dengan tuan rumah? Permainan super disiplin yang sangat rapi dan ketat dengan sesekali serangan balik efektif membuat Milan berjaya di rumahnya, dua gol berhasil diciptakan oleh Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari memastikan I Rossoneri unggul dua gol atas El Barca.
Kemenangan 2-0 AC Milan dianggap mengejutkan oleh seluruh dunia meskipun sesungguhnya kemenangan Milan bukan hal yang terlalu mengejutkan bagi orang yang mengerti sepakbola, lengkap dengan sejarahnya. Orang-orang hanya melihat hal yang nampak di atas lapangan, sebuah kekeliruan besar. Para penikmat sepakbola masa kini hanya melihat materi pemain Barcelona dengan poros permainan yang dimotori oleh Xavi-Iniesta dan tentu saja sang pemain terbaik dunia, Lionel Messi. Milan dengan materi pemain yang dianggap ‘tidak ajaib’ sebagaimana Milan era The Dream Team dianggap sebelah mata oleh para penikmat sepakbola. Kesalahan manusia masa kini sama dengan kesalahan manusia masa lalu yang telah terbukti dari kisah Mahabharata dalam Perang Bharatayudha dimana pasukan Kaurava yang sangat kuat kalah dari Pandava yang terlihat jauh lebih lemah. Pada masa lalu, Kaurava lupa untuk mempertimbangkan sosok Sri Krishna sebagai orang yang menjadi otak di balik kehebatan Pandava di medan perang. Hasil perang pun sudah kita semua ketahui sejak kanak-kanak, Pandava menang. Pada pertandingan Milan-Barca, orang-orang melupakan sosok penting di balik para pemain AC Milan. Orang-orang lupa bahwa semenjak era The Dream Team hingga kini, presiden klub tetap sama : Silvio Berlusconi. Mantan Perdana Menteri Italia ini adalah orang di balik kesuksesan Milan era Arrigo Sacchi, meskipun kini sudah tidak ada lagi pemain-pemain bintang yang memberikan ‘magic’ pada pertandingan Liga Champions melawan Barca, masukan-masukan yang diberikan oleh Berlusconi kepada tim adalah kekuatan tersendiri yang tidak diduga oleh siapa pun. Sejarah Bharatayudha terulang di San Siro. Serangan-serangan Barca mentok oleh pasukan Milan, bahkan lebih dari itu, filosofi menyerang adalah pertahanan terbaik pun runtuh di San Siro. Filosofi tiki-taka yang sedang dipuja-puja gagal menembus catenaccio ala Milan. Kekurangan materi Milan disisasati dengan sangat cerdik oleh Allegri yang telah berdiskusi dengan Berlusconi, pasukan Merah-Hitam bertarung layaknya pasukan Skotlandia pimpinan William Wallace yang berhasil mengalahkan pasukan Inggris yang berjumlah jauh lebih banyak dengan materi yang jauh lebih lengkap. Bumi terus berputar dan sejarah terulang, hanya saja dengan setting dan pemain yang berbeda.
Pertarungan belum usai! Masih ada 90 menit pertarungan di Camp Nou yang akan membuktikan tim mana yang lebih baik. Barcelona adalah tim yang luar biasa dan bisa saja mencetak lebih dari dua gol pada 12 Maret mendatang. Sebagai seorang Milanisti, saya tidak takut memori tahun lalu ketika kemasukan 3 gol di Emirates Stadium, saya jauh lebih takut memori Riazor 2004 serta tentunya Istanbul 2005. Barca adalah sebuah tim hebat dengan permainan menyerang yang produktif tapi Milan bukan klub karbitan yang baru matang kemarin sore, Assiciazione Calcio Milan adalah sebuah klub sepakbola dengan sejarah dan tradisi yang luar biasa, Barca tidak akan mudah mencetak gol ke gawang Milan dan seperti yang diungkapkan Allegri tahun lalu, “We are Milan, we are not afraid to face Barcelona!”
Sampai bertemu pada 12 Maret mendatang, FORZA MAGICO MILAN VINCI PER NOI!!

Wildan Karim, anggota dari Milanisti Indonesia sezione 003
@wildankarim

No comments:

Post a Comment