Beberapa hari terakhir, dunia seakan-akan terkejut melihat AC Milan
menjungkalkan Barcelona dua gol tanpa balas. Semua orang di dunia
memprediksikan Barcelona yang sedang berada dalam puncak permainan akan menang
atas Milan, di San Siro sekali pun. Media-media membentuk opini bahwa AC Milan
adalah sebuah tim medioker yang tidak sepada dengan Barcelona, sebuah opini
yang jelas-jelas salah besar!
Memasuki musim 2012/2013, AC Milan mengalami eksodus besar-besaran dengan
hengkanganya para pahlawan yang selama satu dekade terakhir menjadi tulang
punggung tim, plus dijualnya Thiago Silva dan Zlatan Ibrahimovic ke Paris Saint
Germain. Perubahan besar-besaran menyebabkan I Rossoneri menulai berbagai hasil negatif pada awal musim sehingga
menimbulkan rumor pemecatan Max Allegri sebagai manajer tim. Hasil negatif
berlangsung cukup lama, ketika musim hampir memasuki separuhnya Milan masih
tercecer di peringkat 9 klasemen Serie A, sebuah peringkat yang tidak pantas
bagi tim yang musim lalu berjuang memperebutkan Scudetto hingga akhir musim. Perjalanan di Liga Champions pun
terseok-seok, Milan bahkan tidak mampu menang atas Anderletch, tim yang secara
tradisi jauh di bawah Sang Iblis Merah.
Musim terus berjalan dan manajemen (masih) mempertahankan Allegri sebagai
pelatih kepala meskipun opini akan pergantian pelatih muncul setiap hari. Lambat
laun, The New Milan mulai menunjukkan
kelasnya sebagai tim besar. Kemenangan demi kemenangan terus diraih baik di
Serie A maupun di Liga Champions, peringkat di klasemen pun naik dan tiket ke
fase knock-out Liga Champions pun
berhasil diamankan meskipun hanya menjadi runner-up
di bawah Malaga. AC Milan di bawah racikan strategi Allegri mulai menemukan
keseimbangan dalam permainan dengan Stephan El Shaarawy sebagai bintang yang
paling bersinar.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun datang, hasil undian mempertemukan AC Milan
dengan Barcelona, tim yang disebut-sebut sebagai tim terbaik dunia saat ini. Jauh
hari sebelum peluit pertandingan dimulai, media menyajikan statistik pertemuan,
kekuatan terkini, dan klasemen di liga masing-masing dari kedua tim yang
seolah-olah menyatakan bahwa Barcelona akan dengan mudah mengungguli AC Milan
dalam dua pertemuan. Pemberitaan di media membuat bursa taruhan pun bergerak
mengunggulkan Barca untuk memenangi pertandingan dalam kedua putaran, sebuah
opini yang untuk sementara salah besar.
Pertandingan pertama pun digelar di San Siro, Barcelona sejak awal
mendominasi permainan sebagaimana biasanya, orang-orang mengatakan bahwa Barca
hanya tinggal menunggu waktu untuk merobek jala Milan di San Siro. Penantian
panjang Barca tak berujung, mereka gagal memasukkan bola, untuk menembak ke
arah gawang pun mereka kesulitan. Bagaimana dengan tuan rumah? Permainan super
disiplin yang sangat rapi dan ketat dengan sesekali serangan balik efektif
membuat Milan berjaya di rumahnya, dua gol berhasil diciptakan oleh
Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari memastikan I Rossoneri unggul dua gol atas El
Barca.
Kemenangan 2-0 AC Milan dianggap mengejutkan oleh seluruh dunia meskipun
sesungguhnya kemenangan Milan bukan hal yang terlalu mengejutkan bagi orang
yang mengerti sepakbola, lengkap dengan sejarahnya. Orang-orang hanya melihat
hal yang nampak di atas lapangan, sebuah kekeliruan besar. Para penikmat
sepakbola masa kini hanya melihat materi pemain Barcelona dengan poros
permainan yang dimotori oleh Xavi-Iniesta dan tentu saja sang pemain terbaik
dunia, Lionel Messi. Milan dengan materi pemain yang dianggap ‘tidak ajaib’
sebagaimana Milan era The Dream Team dianggap
sebelah mata oleh para penikmat sepakbola. Kesalahan manusia masa kini sama
dengan kesalahan manusia masa lalu yang telah terbukti dari kisah Mahabharata
dalam Perang Bharatayudha dimana pasukan Kaurava yang sangat kuat kalah dari
Pandava yang terlihat jauh lebih lemah. Pada masa lalu, Kaurava lupa untuk
mempertimbangkan sosok Sri Krishna sebagai orang yang menjadi otak di balik
kehebatan Pandava di medan perang. Hasil perang pun sudah kita semua ketahui
sejak kanak-kanak, Pandava menang. Pada pertandingan Milan-Barca, orang-orang
melupakan sosok penting di balik para pemain AC Milan. Orang-orang lupa bahwa
semenjak era The Dream Team hingga
kini, presiden klub tetap sama : Silvio Berlusconi. Mantan Perdana Menteri Italia
ini adalah orang di balik kesuksesan Milan era Arrigo Sacchi, meskipun kini
sudah tidak ada lagi pemain-pemain bintang yang memberikan ‘magic’ pada
pertandingan Liga Champions melawan Barca, masukan-masukan yang diberikan oleh
Berlusconi kepada tim adalah kekuatan tersendiri yang tidak diduga oleh siapa
pun. Sejarah Bharatayudha terulang di San Siro. Serangan-serangan Barca mentok
oleh pasukan Milan, bahkan lebih dari itu, filosofi menyerang adalah pertahanan
terbaik pun runtuh di San Siro. Filosofi tiki-taka
yang sedang dipuja-puja gagal menembus catenaccio
ala Milan. Kekurangan materi Milan disisasati dengan sangat cerdik oleh
Allegri yang telah berdiskusi dengan Berlusconi, pasukan Merah-Hitam bertarung
layaknya pasukan Skotlandia pimpinan William Wallace yang berhasil mengalahkan
pasukan Inggris yang berjumlah jauh lebih banyak dengan materi yang jauh lebih
lengkap. Bumi terus berputar dan sejarah terulang, hanya saja dengan setting dan pemain yang berbeda.
Pertarungan belum usai! Masih ada 90 menit pertarungan di Camp Nou yang
akan membuktikan tim mana yang lebih baik. Barcelona adalah tim yang luar biasa
dan bisa saja mencetak lebih dari dua gol pada 12 Maret mendatang. Sebagai seorang
Milanisti, saya tidak takut memori tahun lalu ketika kemasukan 3 gol di
Emirates Stadium, saya jauh lebih takut memori Riazor 2004 serta tentunya
Istanbul 2005. Barca adalah sebuah tim hebat dengan permainan menyerang yang
produktif tapi Milan bukan klub karbitan yang baru matang kemarin sore,
Assiciazione Calcio Milan adalah sebuah klub sepakbola dengan sejarah dan
tradisi yang luar biasa, Barca tidak akan mudah mencetak gol ke gawang Milan
dan seperti yang diungkapkan Allegri tahun lalu, “We are Milan, we are not
afraid to face Barcelona!”
Sampai bertemu pada 12 Maret mendatang, FORZA
MAGICO MILAN VINCI PER NOI!!
Wildan Karim, anggota dari Milanisti Indonesia
sezione 003
@wildankarim
No comments:
Post a Comment