Wednesday 28 January 2015

Menghitung yang Diperhitungkan


Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya mulai membangun dan membesarkan suatu fanspage di Facebook bernama SehaTotal yang pada hari ini, alhamdulillah sudah mendapatkan 42 likers. Jumlah likers di fanspage ini tergolong masih sangat amat kecil namun saya cukup bersyukur karena beberapa likers adalah orang-orang yang sama sekali tidak saya kenal dan menyukai halaman karena konten yang ditampilkan, bukan sekedar saya minta.

Di seluruh dunia, banyak sekali tokoh masyarakat, bisnis, komunitas atau apa pun yang memiliki fanspage dengan jumlah likers yang fantastis. Beberapa di antaranya memiliki likers yang asli karena mereka menyukai sang pemilik page atau karena kualitas yang ditampilkan oleh page tersebut. Namun demikian, tidak sedikit fanspage yang mendapatkan likers dengan cara membeli likers. Jujur, saya sendiri masih ragu dengan output yang dihasilkan oleh sistem ini dalam dunia nyata. Contohnya begini, ketika suatu toko sepatu memiliki 400.000 likers di Facebook dengan cara membeli likers, apakah ada jaminan bahwa 10% dari jumlah likers tersebut telah atau akan membeli sepatu dari toko ini? Saya tidak yakin dengan sistem ini.

Dalam beberapa bulan terakhir di tahun 2014 hingga awal 2015 ini, ada suatu fanspage fenomenal di Facebook dengan nama Jonru yang nilai viralnya sangat tinggi. Dalam keterangannya, fanspage tersebut mengaku sebagai penulis dengan jumlah likers yang mencapai lebih dari 400.000 likers. Saking hebatnya, ketika fanspage ini menulis sesuatu (lebih tepatnya men-jonru) tentang Joko Widodo atau Jokowi, jumlah like, share dan comment pada posting tersebut akan sangat tinggi, menyentuh angka 4 digit. Namun demikian, ketika beliau membuat posting tentang buku baru yang ditulisnya, jumlah tanggapan berupa like, share dan comment pada posting tersebut akan sangat sedikit. Hal yang lebih luar biasa terjadi ketika beliau membuat suatu seminar jurnalistik di Jakarta, merdeka.com melaporkan bahwa seminar tersebut hanya dihadiri oleh 10 orang! Coba bayangkan, Anda memiliki lebih dari 400.000 likers di Facebook tapi bisnis Anda di dunia nyata hanya laku untuk 10 orang. Luar biasa sekali bukan?

Sementara itu, ada seorang ilmuwan dari Amerika bernama Louis Ignarro yang merupakan peraih Nobel bidang kesehatan pada tahun 1998 dan merupakan ilmuwan yang memformulasikan produk-produk Herbalife. Beliau pun memiliki fanspage di Facebook. Hingga 28 Januari 2015, jumlah likers di fanspage beliau kurang dari 200.000 likers, kurang dari separuh jumlah likers ‘penulis’ bernama Jonru. Namun demikian, produk yang diformulasikannya telah dikonsumsi oleh ratusan juta masyarakat di lebih dari 90 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Produk-produk buatannya pun telah membantu Cristiano Ronaldo memenangi Ballon d’Or tahun 2013 dan 2014, membantu LA Galaxy menjuarai MLS, membantu ratusan juta orang di seluruh dunia untuk memiliki kesehatan dan berat badan yang ideal. Bisnis yang dihasilkan oleh Louis Ignarro dalam dunia nyata jauh lebih besar daripada jumlah likers yang dimilikinya di Facebook.

Ketika membahas kedua fanspage di atas, saya teringat dengan kutipan dari Albert Einstein yang mengatakan bahwa tidak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tidak semua yang diperhitungkan dapat dihitung. Kita boleh saja mengikuti jejak Jonru yang bangga dengan 400.000 likers di Facebooknya. Namun demikian, apa artinya ‘penggemar’ di dunia maya jika kita tidak memiliki ‘penggemar’ yang benar-benar menyukai produk kita di dunia nyata?
Menghitung adalah pelajaran dasar yang sangat penting hingga kapan pun. Hanya saja, kita harus lebih cermat dalam menghitung karena tidak semua yang kita hitung dapat diperhitungkan, fokuslah untuk menghitung hal-hal yang patut diperhitungkan.


Jika tulisan ini bermanfaat, tolong share kepada orang lain dan jika Anda berbaik hati, saya mohon untuk membantu like page SehaTotal. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment