Selamat Tahun Baru 2014
bagi Anda yang merayakan. Seiring dengan
bergantinya kalender, banyak orang yang memanjatkan harapan-harapan yang ingin
mereka raih pada tahun yang baru. Harapan-harapan yang sering dikenal dengan
nama resolusi. Banyak sekali orang yang menyuarakan resolusi-resolusi hebat
yang ingin diraih, terkadang bahkan tidak logis. Well, it’s not a problem as long as dreaming is free! Silakan
berjuang untuk resolusi-resolusi luar biasa yang Anda impikan.
Di antara sekian banyak
resolusi yang dicanangkan, kebanyakan merupakan hal-hal yang ‘hebat’. Misalnya,
khatam Al-Quran, menikah, bertubuh sixpack,
menjadi juara kelas, terpilih sebagai anggota DPR hingga menjadi juara Piala
Dunia di Brazil. Hampir seluruh resolusi adalah tentang ‘kehebatan’ yang ingin
diraih. Memang, setiap orang berhak menentukan resolusinya masing-masing.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara meraihnya?
Selama bertahun-tahun,
setiap orang senantiasa mencanangkan resolusi dan kebanyakan dari mereka gagal
untuk mencapai resolusi ‘hebat’ yang dicanangkannya. Anda termasuk golongan
besar yang gagal atau golongan kecil yang berhasil? Anda punya jawaban sendiri.
Apa yang dipikirkan
oleh kebanyakan orang tentang kesuksesan? Selama ini, doktrin yang berkembang
di masyarakat tentang kesuksesan adalah pencapaian hebat, bukan prosesnya.
Misalnya, sukses menjadi seorang ulama, dokter, insinyur, atau presiden. Benar
bahwa menjadi seorang ulama, dokter, insinyur, atau presiden dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kesuksesan. Namun demikian, apakah kesuksesan hanya selalu
tentang ‘pencapaian hebat’? Saya rasa tidak selalu.
Saya kira mayoritas orang
gagal meraih resolusi yang dicanangkan karena hampir semua resolusi yang
dicanangkan adalah mengenai ‘kehebatan’, tanpa disertai proses untuk
mencapainya. Seperti yang saya tulis sebelumnya, kebanyakan orang (masih)
berpikir bahwa kesuksesan adalah tentang ‘kehebatan’. Saya ulangi sekali lagi,
kehebatan dapat dijadikan sebagai parameter kesuksesan, namun bukan
satu-satunya parameter. Ada parameter lain yang kadang terabaikan.
Kesuksesan tidak harus
diukur dari kehebatan yang diraih karena kehebatan berkaitan dengan kemampuan
dasar dari masing-masing individu yang tentu saja, berbeda. Bruce Lee dapat dikatakan
sukses karena pencapaian hebatnya melakukan push
up hanya dengan dua jari, lebih daripada 20 repetisi, suatu pencapaian yang
sangat hebat. Sementara saya, (dan mungkin Anda juga) push up dengan tangan penuh pun terasa berat pada repetisi ke-20.
Dengan demikian, apakah dapat dikatakan bahwa Bruce Lee sukses sementara saya
(dan Anda) gagal? Tidak kan? Bruce
Lee mampu melakukan push up dengan
dua jari sampai lebih dari 20 repetisi karena dikaruniai tubuh yang kuat,
ditambah latihan rutin semenjak masih kecil. Sementara saya, tidak dikaruniai
tubuh sekuat Bruce Lee dan saya tidak berlatih beladiri semenjak kecil. Jadi,
suatu hal yang wajar jika Bruce Lee jauh lebih kuat daripada saya.
Success
isn’t always about ‘greatness’. It’s about consistency. Consistent hard work gains success, greatness
will come, demikian ungkapan dari seorang aktor sekaligus pegulat kenamaan
Amerika Serikat, Dwayne Johnson atau yang lebih dikenal dengan naman The Rock.
Sekarang, mari kita buka
mata dan pemikiran. Kesuksesan bukan hanya tentang mencapai suatu kedudukan
hebat, kesuksesan adalah tentang konsistensi kita dalam berupaya untuk
memperoleh sesuatu yang hebat tersebut. Bruce Lee berkata bahwa dia tidak takut
kepada seseorang yang melakukan 100.000 tendangan dalam suatu waktu namun dia
takut kepada seseorang yang melakukan satu tendangan dalam 100.000 kali
kesempatan. What does it means? Konsistensi!
Jauh lebih baik jika Anda melakukan 5 kali push
up setiap hari daripada melakukan 35 kali push up sekali dalam seminggu.
Kenapa begitu banyak
resolusi tahun baru gagal dicapai? Karena mereka hanya berangan-angan untuk
mencapai suatu puncak gunung namun tidak memulai langkah. Untuk menaiki suatu
puncak, kita perlu mendaki setapak demi setapak hingga akhirnya sampai di
puncak. Dalam perjalanan, kita mungkin akan melewati jalan setapak yang licin,
bertemu binatang berbahaya, bahkan mungkin tersesat. Demikian pula langkah Anda
untuk mencapai resolusi yang Anda inginkan. Diperlukan konsistensi yang
sungguh-sungguh agar puncak resolusi yang Anda idam-idamkan mampu tercapai.
Kini, Anda paham alasan
kenapa begitu banyak resolusi yang gagal diraih. Pilihan ada di tangan Anda,
apakah ingin mengikuti jejak mereka yang gagal atau memulai langkah demi
langkah untuk mencapai puncak? Silakan pilih sesuka hati dan jangan menyesali
pilihan yang Anda ambil.
No comments:
Post a Comment