Yesterday is gone, tomorrow has not yet come. We have only today, let’s
begin
(Mother Theresa)
Saya yakin ungkapan di atas sangat popular, sebagian dari
pembaca blog ini pasti pernah membaca kutipan itu sebelumnya. Kutipan yang
sangat memotivasi bagi saya dan banyak orang lain. Kini, saya ingin mencoba
untuk menginterpretasikan kutipan tersebut, versi saya sendiri. Let’s begin.
Dosa dan kesalahan, dua hal yang saya yakin kita semua
miliki. Saya punya dosa dan kesalahan, kamu pun pasti memilikinya. Hanya saja,
cara orang dalam menyikapi dosa dan kesalahan yang dimilikinya mungkin lain.
Ada yang tuman dan terus menerus
melakukannya, ada yang biasa saja, ada yang sampai trauma dengan dosa dan
kesalahan. Disini, saya hanya ingin sekedar berbagi pengalaman kepada kamu,
yang semoga saja bisa menginspirasi.
Sebagaimana telah tertulis di atas, saya punya dosa dan
kesalahan, jumlahnya banyak, apa saja? Itu namanya aib, menjadi sunah untuk
dirahasiakan, jangan Tanya. Saya pun tidak akan bertanya kepadamu tentang dosa dan
kesalahan apa yang sudah kamu perbuat. Urusan dosa dan kesalahan adalah urusan
bilateral antara diri kita sendiri dengan Yang Maha Mengetahui.
Alhamdulillah, saya masih memiliki hati dan perasaan.
Alhamdulillah, terkadang saya masih sadar mana yang benar dan mana yang salah.
Ya, hanya terkadang sadar. Walaupun hanya ‘terkadang’ saja, saya masih
bersyukur karena masih ada kesadaran dalam diri saya. Setiap melakukan
kesalahan tertentu, saya masih memiliki perasaan menyesal dan tidak ingin
melakukannya lagi, ketika saya sadar. Ketika sedang tidak sadar, you know what will happen. Namun saya
tegaskan sekali lagi bahwa saya tetap bersyukur walaupun hanya memiliki sedikit
kesadaran. Saya bersyukur masih menyesal ketika melakukan kesalahan.
Kesalahan telah terjadi dan saya tidak bisa membatalkannya,
saya tidak bisa mengembalikan waktu. Kalau pun waktu dikembalikan, mungkin saya
akan tetap melakukan kesalahan tersebut. Kita bisa belajar dari kegagalan
maupun keberhasilan kan? Kini saya
berharap untuk dapat mengambil pelajaran dari kegagalan-kegagalan yang saya
perbuat di masa lalu. Yesterday is gone,
tidak ada yang dapat kita lakukan untuk memperbaikinya.
Saya pernah mendengar cerita tentang seorang anak muda shaleh
yang tidur pada siang hari setelah shalat dhuhur. Anak muda ini tidur hingga
waktu menjelang shalat maghrib sehingga dia hampir pasti melewatkan shalat
ashar. Pada keadaan demikian, seorang pemimpin iblis yang sudah tua merasa
senang karena akan ada satu lagi seorang shaleh yang mengikuti iblis. Singkat
cerita, dia memerintahkan anak buahnya agar membuat sang pemuda shaleh tetap
tertidur lelap. Pada saat rombongan iblis akan menjaga tidurnya, ada iblis muda
nan cerdas yang memiliki pendapat lain. Dia berpendapat bahwa pemuda shaleh
tersebut harus segera dibangunkan. Dasar pemikiran si iblis muda adalah jika
pemuda shaleh tersebut melewatkan shalat ashar, dia akan sangat menyesal lalu
bertaubat dengan sebenar-benarnya. Jika demikian, akan sulit bagi iblis untuk
menggodanya. Maka dari itu, pemuda shaleh harus dibangunkan. Pada saat pemuda
shaleh bangun, dia akan merasa bahwa malaikat menjaganya agar senantiasa
melakukan shalat, ia akan mulai merasa bahwa dirinya adalah orang suci. Jika ia
sudah merasa suci, akan sangat mudah bagi iblis untuk mengajaknya menuju
kesesatan. Kita tahu bahwa Rasulullah Muhammad yang DIJAMIN suci dan pasti
masuk surga saja tidak pernah merasa dirinya suci, mana mungkin ada manusia
biasa yang benar-benar suci.
Inti dari cerita tersebut adalah tentang bagaimana kita
menyikapi suatu keadaan. Kita bisa menyikapi kegagalan sebagai cambuk agar
memperoleh kondisi yang lebih baik atau justru semakin menjadi-jadi, sudah
basah sekalian saja berendam, demikian argument banyak orang yang tidak mau
berubah. Demikian juga keberhasilan, bisa melenakan sehingga kita jadi ogah-ogahan tapi juga bisa menjadi
pelecut semangat untuk mempertahankan atau memperbaikinya. Keberhasilan dan
kegagalan yang kita bahas disini adalah tentang waktu, bukan tentang
pencapaian.
Sekarang, saya ingin berbagi kepada kalian tentang cara
pandang baru saya mengenai waktu. Bagi saya, setiap momen adalah momen baru,
tidak ada duanya. Kita hidup pada detik ini, menit ini, jam ini, hari ini,
minggu ini, bulan ini, tahun ini, abad ini, dan millennium ini. Kita tidak
mampu melakukan apa pun selain pada saat ini, pada momen ini. Masa lalu kita
bisa saja seorang santri tapi kalau detik ini kita sedang mencuri maka kita
akan dikenal sebagai pencuri. Demikian juga sebaliknya. Namun demikian, masa
lalu tetap lah penting. Seandainya pada masa lalu kita santri dan kini kita
mendekam di penjara karena mencuri, jika sadar, kita tahu bahwa Tuhan Maha
Pengampun dan kita tahu bahwa kita bisa bertaubat lalu kita bisa memulai
kembali kehidupan baru, memulai momen baru.
Prinsip hidup saya saat ini adalah this time is a new time so I’m a new man, a great man. Sejauh ini cukup
berhasil untuk saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang mungkin
bertanya-tanya, What makes a man to
be(come) a great man? Bagi saya, jawabannya adalah sikap dan perilaku
positif. Kata ‘great’ cakupannya sangat amat luas. Saya bisa menjadi seorang
yang ‘great’ dalam melakukan push up,
membaca buku, mencuci baju, bermain bola, atau apa pun, silakan memilih sendiri
konsep ‘great’ yang diinginkan. Pola pikir ini akan menjauhkan kita dari
hal-hal yang bisa membuat kita menyesal. Kita adalah seorang yang ‘great’ maka
kita tidak akan berbohong, misalnya. Bisa juga, kita seorang yang ‘great’ maka
tidak sepantasnya kita tidur setelah shalat subuh. Masih banyak lagi konsep
‘great’ yang bisa digali.
Saya ingin sedikit menambahkan tentang sikap dan perilaku
positif. Beberapa orang berprinsip bahwa kita adalah apa yang kita lakukan.
Jika kita menulis maka kita adalah penulis, jika kita menanam padi maka kita
adalah petani, jika kita hanya makan sayur-sayuran maka kita adalah vegetarian,
dan seterusnya. Sikap dan perilaku kita menentukan siapa kita dan dimana kita
akan berada. Kita sekarang adalah repetisi dari kegiatan-kegiatan yang telah kita
lakukan, setuju? Sikap dan perilaku positif efeknya akan sangat luar biasa.
Berikut ini saya ingin memberi ilustrasi sederhana tentang perbedaan efek
perilaku dalam satu hari.
waktu
|
Manusia A
|
Manusia B
|
03.00 am
|
bangun tidur, shalat tahajud
|
pulang dari nongkrong, baru akan
tidur
|
04.00 am
|
mandi, shalat subuh
|
tidur
|
05.00 am
|
chikung, yoga, olahraga
|
tidur
|
06.00 am
|
beres-beres rumah
|
tidur
|
07.00 am
|
belanja di pasar
|
tidur
|
08.00 am
|
shalat dhuha, memasak
|
bangun tidur
|
09.00 am
|
kerja
|
kerja
|
03.00 pm
|
pulang kerja
|
pulang kerja
|
04.00 pm
|
olahraga, baca buku
|
nonton TV
|
05.00 pm
|
selesai olahraga, mandi
|
nonton TV
|
06.00 pm
|
shalat maghrib, mendengarkan berita
|
shalat maghrib, nonton sinetron
|
07.00 pm
|
shalat isya, makan malam
|
shalat isya, makan malam
|
08.00 pm
|
surfing 'cara memasak ayam kampung'
|
surfing 'berita gosip'
|
09.00 pm
|
relaksasi
|
bersiap-siap pergi
|
10.00 pm
|
tidur
|
nongkrong
|
Jika dilihat dari tabel di atas, menurut kamu manusia mana
yang lebih baik? Menurut saya Manusia A lebih baik dan positif. Entah mengakui
atau tidak, fenomena di atas nyata terjadi di sekitar kita. Tidak separah itu
mungkin, tapi mendekati. Jika saya seorang ‘great man’ saya tentu akan
menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan non positif seperti nongkrong malam
hingga larut, itu bukan perilaku positif. Jika pun harus terjaga hingga larut
maka harus ada faktor penting yang benar-benar kuat, menunggu kelahiran
mungkin, bukan sekedar nongkrong membahas cewek centil atau ibu galak sambil
menghisap rokok dan menenggak alcohol , itu bukan perilaku ‘great man’.
Buat yang biasa baca blog ini, mungkin kalian berpikir
kenapa posting ini tidak ada alurnya
sama sekali, tidak jelas mana intro dan mana klimaks. Maaf jika kecewa, saya
hanya ingin bercerita, saya berbagi cerita yang semoga saja memberikan dampak
positif bagi pembaca. Semoga mampu menginspirasi dan memotivasi siapa pun yang
membaca posting ini. Terakhir, posting ini saya anggap GAGAL jika hanya
kamu baca, saya anggap posting ini
SUKSES jika setelah membaca ini kamu mulai atau meneruskan sikap dan perilaku
positif pada saat ini. Saya tentu ingin SUKSES, semoga kamu tidak mengecewakan
saya. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment