Wednesday 22 January 2014

New Time, New Man, Great Man!



Yesterday is gone, tomorrow has not yet come. We have only today, let’s begin
(Mother Theresa)

Saya yakin ungkapan di atas sangat popular, sebagian dari pembaca blog ini pasti pernah membaca kutipan itu sebelumnya. Kutipan yang sangat memotivasi bagi saya dan banyak orang lain. Kini, saya ingin mencoba untuk menginterpretasikan kutipan tersebut, versi saya sendiri. Let’s begin.
Dosa dan kesalahan, dua hal yang saya yakin kita semua miliki. Saya punya dosa dan kesalahan, kamu pun pasti memilikinya. Hanya saja, cara orang dalam menyikapi dosa dan kesalahan yang dimilikinya mungkin lain. Ada yang tuman dan terus menerus melakukannya, ada yang biasa saja, ada yang sampai trauma dengan dosa dan kesalahan. Disini, saya hanya ingin sekedar berbagi pengalaman kepada kamu, yang semoga saja bisa menginspirasi.
Sebagaimana telah tertulis di atas, saya punya dosa dan kesalahan, jumlahnya banyak, apa saja? Itu namanya aib, menjadi sunah untuk dirahasiakan, jangan Tanya. Saya pun tidak akan bertanya kepadamu tentang dosa dan kesalahan apa yang sudah kamu perbuat. Urusan dosa dan kesalahan adalah urusan bilateral antara diri kita sendiri dengan Yang Maha Mengetahui.
Alhamdulillah, saya masih memiliki hati dan perasaan. Alhamdulillah, terkadang saya masih sadar mana yang benar dan mana yang salah. Ya, hanya terkadang sadar. Walaupun hanya ‘terkadang’ saja, saya masih bersyukur karena masih ada kesadaran dalam diri saya. Setiap melakukan kesalahan tertentu, saya masih memiliki perasaan menyesal dan tidak ingin melakukannya lagi, ketika saya sadar. Ketika sedang tidak sadar, you know what will happen. Namun saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tetap bersyukur walaupun hanya memiliki sedikit kesadaran. Saya bersyukur masih menyesal ketika melakukan kesalahan.
Kesalahan telah terjadi dan saya tidak bisa membatalkannya, saya tidak bisa mengembalikan waktu. Kalau pun waktu dikembalikan, mungkin saya akan tetap melakukan kesalahan tersebut. Kita bisa belajar dari kegagalan maupun keberhasilan kan? Kini saya berharap untuk dapat mengambil pelajaran dari kegagalan-kegagalan yang saya perbuat di masa lalu. Yesterday is gone, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk memperbaikinya.
Saya pernah mendengar cerita tentang seorang anak muda shaleh yang tidur pada siang hari setelah shalat dhuhur. Anak muda ini tidur hingga waktu menjelang shalat maghrib sehingga dia hampir pasti melewatkan shalat ashar. Pada keadaan demikian, seorang pemimpin iblis yang sudah tua merasa senang karena akan ada satu lagi seorang shaleh yang mengikuti iblis. Singkat cerita, dia memerintahkan anak buahnya agar membuat sang pemuda shaleh tetap tertidur lelap. Pada saat rombongan iblis akan menjaga tidurnya, ada iblis muda nan cerdas yang memiliki pendapat lain. Dia berpendapat bahwa pemuda shaleh tersebut harus segera dibangunkan. Dasar pemikiran si iblis muda adalah jika pemuda shaleh tersebut melewatkan shalat ashar, dia akan sangat menyesal lalu bertaubat dengan sebenar-benarnya. Jika demikian, akan sulit bagi iblis untuk menggodanya. Maka dari itu, pemuda shaleh harus dibangunkan. Pada saat pemuda shaleh bangun, dia akan merasa bahwa malaikat menjaganya agar senantiasa melakukan shalat, ia akan mulai merasa bahwa dirinya adalah orang suci. Jika ia sudah merasa suci, akan sangat mudah bagi iblis untuk mengajaknya menuju kesesatan. Kita tahu bahwa Rasulullah Muhammad yang DIJAMIN suci dan pasti masuk surga saja tidak pernah merasa dirinya suci, mana mungkin ada manusia biasa yang benar-benar suci.
Inti dari cerita tersebut adalah tentang bagaimana kita menyikapi suatu keadaan. Kita bisa menyikapi kegagalan sebagai cambuk agar memperoleh kondisi yang lebih baik atau justru semakin menjadi-jadi, sudah basah sekalian saja berendam, demikian argument banyak orang yang tidak mau berubah. Demikian juga keberhasilan, bisa melenakan sehingga kita jadi ogah-ogahan tapi juga bisa menjadi pelecut semangat untuk mempertahankan atau memperbaikinya. Keberhasilan dan kegagalan yang kita bahas disini adalah tentang waktu, bukan tentang pencapaian.
Sekarang, saya ingin berbagi kepada kalian tentang cara pandang baru saya mengenai waktu. Bagi saya, setiap momen adalah momen baru, tidak ada duanya. Kita hidup pada detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, abad ini, dan millennium ini. Kita tidak mampu melakukan apa pun selain pada saat ini, pada momen ini. Masa lalu kita bisa saja seorang santri tapi kalau detik ini kita sedang mencuri maka kita akan dikenal sebagai pencuri. Demikian juga sebaliknya. Namun demikian, masa lalu tetap lah penting. Seandainya pada masa lalu kita santri dan kini kita mendekam di penjara karena mencuri, jika sadar, kita tahu bahwa Tuhan Maha Pengampun dan kita tahu bahwa kita bisa bertaubat lalu kita bisa memulai kembali kehidupan baru, memulai momen baru.
Prinsip hidup saya saat ini adalah this time is a new time so I’m a new man, a great man. Sejauh ini cukup berhasil untuk saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang mungkin bertanya-tanya, What makes a man to be(come) a great man? Bagi saya, jawabannya adalah sikap dan perilaku positif. Kata ‘great’ cakupannya sangat amat luas. Saya bisa menjadi seorang yang ‘great’ dalam melakukan push up, membaca buku, mencuci baju, bermain bola, atau apa pun, silakan memilih sendiri konsep ‘great’ yang diinginkan. Pola pikir ini akan menjauhkan kita dari hal-hal yang bisa membuat kita menyesal. Kita adalah seorang yang ‘great’ maka kita tidak akan berbohong, misalnya. Bisa juga, kita seorang yang ‘great’ maka tidak sepantasnya kita tidur setelah shalat subuh. Masih banyak lagi konsep ‘great’ yang bisa digali.
Saya ingin sedikit menambahkan tentang sikap dan perilaku positif. Beberapa orang berprinsip bahwa kita adalah apa yang kita lakukan. Jika kita menulis maka kita adalah penulis, jika kita menanam padi maka kita adalah petani, jika kita hanya makan sayur-sayuran maka kita adalah vegetarian, dan seterusnya. Sikap dan perilaku kita menentukan siapa kita dan dimana kita akan berada. Kita sekarang adalah repetisi dari kegiatan-kegiatan yang telah kita lakukan, setuju? Sikap dan perilaku positif efeknya akan sangat luar biasa. Berikut ini saya ingin memberi ilustrasi sederhana tentang perbedaan efek perilaku dalam satu hari.
waktu
Manusia A
Manusia B
03.00 am
bangun tidur, shalat tahajud
pulang dari nongkrong, baru akan tidur
04.00 am
mandi, shalat subuh
tidur
05.00 am
chikung, yoga, olahraga
tidur
06.00 am
beres-beres rumah
tidur
07.00 am
belanja di pasar
tidur
08.00 am
shalat dhuha, memasak
bangun tidur
09.00 am
kerja
kerja
03.00 pm
pulang kerja
pulang kerja
04.00 pm
olahraga, baca buku
nonton TV
05.00 pm
selesai olahraga, mandi
nonton TV
06.00 pm
shalat maghrib, mendengarkan berita
shalat maghrib, nonton sinetron
07.00 pm
shalat isya, makan malam
shalat isya, makan malam
08.00 pm
surfing 'cara memasak ayam kampung'
surfing 'berita gosip'
09.00 pm
relaksasi
bersiap-siap pergi
10.00 pm
tidur
nongkrong

Jika dilihat dari tabel di atas, menurut kamu manusia mana yang lebih baik? Menurut saya Manusia A lebih baik dan positif. Entah mengakui atau tidak, fenomena di atas nyata terjadi di sekitar kita. Tidak separah itu mungkin, tapi mendekati. Jika saya seorang ‘great man’ saya tentu akan menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan non positif seperti nongkrong malam hingga larut, itu bukan perilaku positif. Jika pun harus terjaga hingga larut maka harus ada faktor penting yang benar-benar kuat, menunggu kelahiran mungkin, bukan sekedar nongkrong membahas cewek centil atau ibu galak sambil menghisap rokok dan menenggak alcohol , itu bukan perilaku ‘great man’.
Buat yang biasa baca blog ini, mungkin kalian berpikir kenapa posting ini tidak ada alurnya sama sekali, tidak jelas mana intro dan mana klimaks. Maaf jika kecewa, saya hanya ingin bercerita, saya berbagi cerita yang semoga saja memberikan dampak positif bagi pembaca. Semoga mampu menginspirasi dan memotivasi siapa pun yang membaca posting ini. Terakhir, posting ini saya anggap GAGAL jika hanya kamu baca, saya anggap posting ini SUKSES jika setelah membaca ini kamu mulai atau meneruskan sikap dan perilaku positif pada saat ini. Saya tentu ingin SUKSES, semoga kamu tidak mengecewakan saya. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment