Natal, Valentine, Paskah, Nyepi, Waisak, tahukah Anda
persamaan dari beberapa perayaan tersebut? Yup, semuanya adalah perayaan yang
diperintahkan dalam agama Islam sehingga jika ada orang Islam yang ikut
merayakannya maka beberapa aliran islam akan menghakimi orang tersebut dengan
sebutan ‘kafir’ atau sebutan buruk lain. Ya, hanya beberapa aliran saja. Maybe they are right, berikut ini adalah
kutipan hadits yang dijadikan sumber penghakiman tersebut
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam bersabda
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam
Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no. 3401)
Saya adalah orang dengan pengetahuan dan pengalaman yang
tidak luas dalam agama Islam maupun budaya Arab, sebagai prasaangka baik, saya
rasa hadits tersebut shahih atau
dapat dikatakan verified untuk istilah
zaman sekarang.
Anda tahu Yoga, Taichi, Chikung, Kungfu dan karate kan? Apakah
Nabi Muhammad mempraktikkan atau menganjurkan kita untuk melakukannya? Tidak,
saya sama sekali tidak menemukan istilah-istilah tersebut dalam Al-Quran maupun
hadits. I think it’s better for me to
refresh it
Yoga, berdasarkan sejarah yang say abaca, ditemukan di
India, ditemukan oleh orang(-orang) yang beragama Hindhu dan dipraktikkan
secara intensif sebagai bentuk ibadah. Chikung ditemukan oleh orang China,
berdasarkan literatur yang saya baca dibagi menjadi aliran Taoisme, Budhisme,
dan Konfusianisme, bukan Islam. Taichi, kungfu dan karate ceritanya tidak jauh
berbeda dengan Chikung dan Yoga, yang artinya tidak diajarkan dalam Islam.
Akhir-akhir ini, entah kenapa curiosity saya sedang tinggi akan hal-hal yang cukup berkaitan
dengan agama Islam. Pertanyaan saya adalah, sejauh mana kita boleh belajar dan
mempraktikkan sesuatu yang tidak diajarkan secara langsung oleh Muhammad? Sejauh
mana perbedaan Antara ilmu dan ritual?
Contoh sederhana adalah yoga atau chikung yang secara ilmiah
telah terbukti mampu meningkatkan kondisi kesehatan, menenangkan pikiran,
meningkatkan spiritualitas dan berbagai manfaat lain, sedangkan kita tahu bahwa
keduanya adalah budaya dari bukan orang Islam. Di Indonesia dan berbagai
belahan dunia lain, saya yakin ada banyak orang islam yang taat menjalankan
shalat, puasa, dan zakat mempelajari dan mempraktikkan yoga sebagai ilmu atau
metode. Apakah mereka telah termasuk kaum Hindhu, Budhisme, Taoisme, atau
Konfusianisme? Saya pikir penghakiman tidak dapat dilakukan semudah itu…
Saya pikir Islam adalah agama yang sangat toleran di suatu
sisi dan fanatik di lain sisi. Saya pikir seorang muslim sangat boleh untuk
mempelajari yoga, kungfu, taichi, chikung, atau akupuntur selama tidak
meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Saya tidak berpikir bahwa
ketika seorang muslim mempraktikkan yoga maka automatically akan menjadi seorang Hindhu. Yoga adalah kebaikan dan
saya rasa sangat bisa ditoleransi.
Posting ini ga bermutu sih, emang semua postingan di
blog ini ga bermutu kali ya, hehehe. Inti dari posting ini adalah saya menyarankan saya
sendiri dan Anda supaya lebih berpikiran terbuka, pelajari dari berbagai sisi
baru memutuskan agar jelas, kalau bisa sih
pelajari teks aslinya karena banyak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia
yang kurang pas maksud yang ingin disampaikan. Buat kalian yang sudah ataupun
ingin belajar dan praktik yoga, chikung, taichi, kungfu, karate maupun
metode-metode lain, opini pribadi saya adalah SANGAT BOLEH karena metode-metode
tersebut tidak bertentangan dengan intisari ajaran agama: mengintimkan hubungan
manusia dengan Allah atau Tuhan.
Saya mencoba untuk mengkritisi perilaku umat muslim di Indonesia.
Pertama, Islam bukan Arab. Ya, Islam diturunkan di Arab namun bukan berarti
seorang muslim harus menggunakan kata ‘Antum’ untuk menggantikan kata ‘you’, ‘Anda’,
‘kamu’, ‘sampeyan’, atau ‘panjenengan’. Jika memang komunitas mewajibkan
penggunaan kata ‘antum’ maka gunakanlah namun jika masyarakat menggunakan ‘Panjenengan’
maka gunakanlah ‘panjenengan’, jangan memaksa orang lain untuk selalu
menggunakan Bahasa Arab, ingatlah bahwa Allah Maha Mengetahui, berdoa dengan Bahasa
Indonesia secara tulus jauh lebih baik daripada berdoa dengan Bahasa Al-Quran
(Arab) namun hanya ikut-ikutan kyai atau ustadz dan tidak paham artinya. Menurut
saya, banyak muslim di Indonesia kurang mempraktikkan perintah pertama Allah
kepada Muhammad: bacalah! Umat kita masih begitu kolot sehingga sulit untuk menerima
‘pencerahan’ spiritual.
Udahan ah,
daripada makin geje. Mari kembali ke topic
awal, menurut saya seorang muslim tetaplah seorang muslim selama menjalankan
kewajiban dan menjauhi larangan meskipun dia mempelajari yoga, chikung, atau
kungfu. Bagi saya, seorang muslim yang mempelajari chikung tanpa meninggalkan
kewajiban dan menjauhi larangan jauh lebih baik daripada seorang muslim yang
mempelajari dan mempraktikkan ilmu siyasah
yang berkampanye di masjid ketika hari tenang kampanye. Wassalam.
No comments:
Post a Comment