Wednesday 24 September 2014

Gagal, Menanti, dan Mengharap




Hidup adalah pilihan, demikian yang sering dikatakan oleh banyak orang. Ini benar meskipun menurut saya kurang komplit. Jika setiap hari kita harus membuat suatu pilihan maka dalam seminggu ada 7 pilihan yang telah kita ambil. Padahal, banyak pilihan tidak datang dalam satuan hari, banyak pilihan datang dalam satuan jam, menit, bahkan detik meskipun ada pula pilihan untuk skala waktu mingguan, bulanan, tahunan atau lebih. Dengan demikian, kita tahu bahwa hidup bukan sekedar pilihan, hidup adalah rangkaian pilihan-pilihan yang harus kita ambil.

Satu di antara sekian banyak pilihan yang sangat menentukan adalah pilihan pekerjaan. Di dunia ini, ada jutaan atau milyaran pilihan pekerjaan, which is the best option? Entahlah, tidak ada yang paham. Hal yang membuat saya heran adalah seseorang atau sekelompok orang dari disiplin pekerjaan tertentu seringkali menertawakan atau merendahkan disiplin pekerjaan lain, pengusaha merendahkan pegawai negeri, pegawai negeri merendahkan pedagang, dokter merendahkan petani, dan lain-lain. Padahal, tidak ada sistem atau aturan baku apapun yang menyatakan bahwa pekerjaan A lebih baik daripada pekerjaan B dan lain sebagainya. Mayoritas dari kita melakukan kebodohan yang tidak ada dasarnya dan kita terus-menerus melakukan kebodohan tersebut. Luar biasa.

Menurut saya, salah satu pertimbangan terpenting dalam memilih pekerjaan adalah tingkat efisiensi. Kita berupaya untuk mencari pekerjaan yang membutuhkan waktu sesingkat-singkatnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Lalu, pekerjaan apa yang paling efisien? Menurut saya, pekerjaan dengan tingkat efisiensi tinggi sangat amat sedikit dan sangat sulit untuk dicapai. Ada sih dokter yang pasiennya selalu membludak ketika buka praktek, ada sih warung makan yang hanya butuh 2 jam untuk menghabiskan seluruh dagangan pada hari tersebut. Namun demikian, apakah ada pemula yang bisa memperoleh penghasilan maksimum dalam waktu yang minimun? Saya rasa tidak ada.

Di antara sekian banyak pilihan, saya memilih perdagangan sebagai (calon) pekerjaan. Apakah perdagangan merupakan pilihan terbaik bagi saya? Tidak tahu. Apakah saya akan sukses dengan menjadi pedagang? Belum dapat disimpulkan. Apakah berdagang itu mudah? Menurut saya, tidak.

Dalam dunia perdagangan, salah satu kunci sukses yang harus diperhatikan adalah promosi. Saat ini, saya merupakan distributor yang menjual produk-produk dari Herbalife. Dalam upaya saya mendistribusikan produk kepada customer, saya pun  harus melakukan berbagai upaya dalam berpromosi, mulai dari membagikan flyer, menyebarkan SMS secara acak, hingga promosi di sosial media.

Pertanyaan pertama yang muncul adalah tingkat efisiensi dari promosi dibandingkan nilai penjualan yang telah saya lakukan. Bagaimana rasio jumlah orang yang tertarik dengan jumlah usaha promosi yang telah saya lakukan? Sangat amat rendah. Jika ditulis dalam angka mungkin berkisar di angka 1/1000 hingga 1/100000. Itu rasio jumlah orang yang tertarik lho, rasio jumlah orang yang membeli dibandingkan jumlah orang yang mendapatkan promosi jauh lebih kecil daripada itu. Am I confused? Sedikit.

Ketika kita berbicara tentang efisiensi dalam perdagangan, rasanya hampir tidak ada usaha perdagangan yang nilai efisiensinya mendekati angka 50%, kecuali produk-produk tertentu yang jumlahnya sangat terbatas atau warung makan tertentu yang memiliki ciri khusus lho. Jika tidak percaya, silakan cek ke supermarket terdekat yang menurut Anda paling besar di daerah Anda. Kita ambil contoh Matahari atau Carrefour. Mereka membuka usahanya 7 hari dalam seminggu, mulai buka sekitar jam 9 atau 10 pagi lalu tutup sekitar jam 10 malam. Artinya mereka bekerja 12-13 jam per hari. Coba Anda ingat, berapa rata-rata waktu yang Anda butuhkan ketika melakukan suatu transaksi disana? Apakah lebih dari satu menit? Saya rasa rata-rata transaksi terjadi kurang dari 60 detik. Selain itu, apakah Anda selalu antri ketika berbelanja di tempat tersebut? Apakah Anda harus antri ketika berbelanja jam 11 siang? Saya rasa tidak. Hampir di semua usaha perdagangan, ada jam-jam sibuk yang rentang waktunya sekitar 2-3 jam, biasanya jam 7 hingga 10 malam. Lalu, mulai dari jam 9 pagi hingga jam 7 malam, petugas kasir lebih banyak menganggur atau bekerja? Yup, menganggur, menunggu dan berharap.

Dalam lingkungan yang skeptis, kata menganggur sering diasosiasikan dengan makna yang negatif atau kegagalan. Padahal, pada saat berdagang, mayoritas pelaku perdagangan akan lebih banyak menganggur daripada bekerja. Anda bisa melakukan observasi sendiri jika belum yakin. Para pemula biasanya tidak sabar, mereka mencari pekerjaan dengan nilai efisiensi tinggi yang artinya selalu laris, kebanyakan dari mereka gagal dan mulai menyerah dengan usahanya.

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah: tahukah pemilik atau investor dari usaha-usaha dagang yang sudah besar bahwa usaha mereka hanya laris pada jam-jam tertentu dan pegawainya lebih banyak ngobrol daripada bekerja? Saya yakin mereka pun paham dengan hal ini. Jika mereka tahu, kenapa mereka justru terus melakukan ‘kegagalan’ dengan membuka usahanya di jam-jam yang jumlah pengunjungnya sangat minim? Jawabannya adalah karena semakin tinggi intensitas kegagalan yang dialami meningkatkan peluang terbukanya keberhasilan.

Seluruh nilai bijak manusia terangkum dalam dua kata : menanti dan mengharap.
(Alexandre Dumas Pere)

Tiba-tiba, saya teringat kutipan dari orang Prancis ini. Saya yakin pemilik atau investor usaha-usaha dagang pun paham akan ungkapan tersebut, entah mereka pernah membacanya atau tidak, mereka sadar bahwa tugas mereka bukan melakukan kesuksesan demi kesuksesan. Saya yakin mereka paham bahwa tugas mereka adalah melakukan kegagalan demi kegagalan, menanti dan mengharapkan kesuksesan. Menurut saya, kegagalan adalah fase hidup yang sangat penting untuk menguji seberapa kuat tekad dan keinginan seorang manusia, menanti adalah ujian kesabaran, dan mengharap adalah ujian keimanan.

Tahukah Anda bahwa manusia tidak hidup dari kepastian melainkan harapan? Jika tidak percaya, silakan saat ini membuat daftar 10 barang apapun yang ingin sekali Anda miliki dalam waktu satu minggu. Barang-barang tersebut harus sangat special sehingga Anda sadar bahwa Anda butuh perjuangan untuk memperolehnya. Sebelum minggu ini berakhir, apakah ada kepastian bahwa Anda akan memperoleh barang-barang tersebut pada akhir minggu ini? Tidak! Bahkan jika saat ini Anda memiliki semua persyaratan untuk mendapatkan barang-barang tersebut, masih ada kemungkinan Anda gagal mendapatkannya, tidak ada kepastian! Kita tidak memiliki kepastian dan kita tidak akan hidup dari kepastian. Kita hidup dengan harapan yang jumlahnya banyak sekali. Mulai sekarang, sadarilah bahwa harapan-harapan tersebut yang membuat kita hidup, harapan-harapan tersebut lah yang membuat kita tetap bersedia untuk menjalani hidup dengan sesekali mrengut dan lebih banyak tersenyum :)
 
Saya bukan orang yang hebat maupun berpengalaman banyak, tulisan ini hanya sebagai upaya saya untuk berbagi ‘tips sukses’ meskipun saya sendiri masih jauh dari sukses. Is it wrong? No. Anda tahu kan bahwa di luar sana ada banyak dokter yang memberi tips sehat meskipun mereka sendiri tidak sehat. Ya, berarti saya boleh juga dong berbagi tips sukses meskipun saya belum sukses. Inti dari tulisan ini adalah kita memang akan lebih banyak mengalami kesulitan demi kesulitan, cobaan demi cobaan, rintangan demi rintangan, kegagalan demi kegagalan, penantian demi penantian, harapan demi harapan, dengan sesekali sukses. Jangan mencoba untuk lari karena kemana pun Anda melangkah, Anda akan tetap menemuinya. Jangan takut untuk dipersulit, dicoba, diuji, digagalkan, dan menanti. Jangan berhenti berharap demi kehidupan dan yakin lah bahwa Anda tidak akan mati oleh itu semua lalu bangkit menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.

Apa yang tak bisa menghancurkanku akan membuatku lebih tegar.
Friedrich Nietzsche

Salam gagal, selamat menanti dan mengharap! Saya mencintai kalian semua, terima kasih telah membaca.

No comments:

Post a Comment